SOLOPOS.COM - Tim PKM Fakultas Pertanian UNS Solo bersama petani melakukan uji coba demplot aplikasi pupuk kode pada tanaman cabai di Desa Kaliwedi, Kecamatan Gondang, Sragen, belum lama ini. (Istimewa/Suminah)

Solopos.com, SRAGEN — Empat dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo memberdayakan petani dan peternak Sragen mengolah kotoran hewan untuk dijadikan pupuk organik. Petani dan peternak yang mereka gandeng berasal dari Desa Kaliwedi, Kecamatan Gondang, Sragen, lewat program kemitraan masyarakat (PKM).

Di desa tersebut terdapat 400 ekor kambing dan domba sehingga potensi kotoran hewan (kohe) di sana melimpah. Petani dan peternak dibantu peralatan teknologi tepat guna berupa satu unit alat penggiling kohe serta sarana penunjang lainnya oleh Tim PKM yang dipimpin oleh Suminah dengan anggota Ayu Intansari, Sapja Anantanyu, dan Emi Widiyanti. Mereka juga memfasilitasi uji pupuk serta aplikasi pupuk kode pada tanaman hortikultura.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

PKM yang mengambil lokasi di Gibran Farm Kaliwedi tersebut dibiayai dari hibah PKM Lembaga Penelitian dan Pengabdian masyarakat (LPPM) UNS 2023. “Kami memilih Kaliwedi menjadi lokasi PKM karena kesehatan lahan pertanian di desa itu kurang baik. Para petani mayoritas masih menggunakan pupuk dan pestisida anorganik yang berlebihan. Atas kondisi tersebut perlu segera diajak mengembalikan kesehatan lahan mereka dengan mengolah kohe,” jelas Suminah kepada Solopos.com, Kamis (20/7/2023).

Suminah mencontohkan peternakan di Gibran Farm ini kohenya belum diolah dengan fermentasi namun langsung diberikan ke tanaman. Akibatnya tanaman justru menjadi kurang sehat karena masih banyak bakteri dan lain-lain.

“Kami sudah bersepakat dengan Gibran Farm yang rata-rata merupakan petani milenial untuk mengolah kohe dari 200 ekor lebih kambing/domba di sana. Selain itu, kami juga mengolah kohe dari 200-an ekor tenak milik desa serta sejumlah kambing/domba milik warga lainnya,” jelasnya.

Hampir setiap warga di Kaliwedi memiliki kambing dan peternakan ayam yang kotorannya juga bisa ikut diolah dengan difermentasi. Tim PKM memberikan satu unit mesin penggiling pupuk kohe, mesin jahit karung satu unit, satu unit sealer, dua unit terpal, biotester, uji pupuk, karung, dan plastik kemas. Tim PKM juga akan membuat demplot untuk aplikasi pupuk kohe pada tanaman cabai.

“Pendampingan tim dilakukan setiap dua pekan sekali atau satu bulan sekali, sesuai kebutuhan. Kami menempatkan 16 orang mahasiswa yang ikut membantu dalam pendampingan lewat program KKN. Mahasisa Merdeka Belajar Kampus Merdeka itu minimal harus belajar di luar kampus 20 SKS untuk mendapatkan rekognisi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya