SOLOPOS.COM - Ilustrasi digigit ular. (freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO —  Empat orang harus menjalani perawatan medis setelah digigit ular saat banjir di Mojolaban, Sukoharjo,  Jumat (17/2/2023). Satu di antaranya harus dilarikan ke RSUD dr. Moewardi Solo.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu, mengatakan empat orang yang digigit ular sudah mendapatkan pelayanan medis dari tim kesehatan yang disiagakan di lokasi banjir. Namun ada satu korban yang harus dilarikan ke RSUD.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Ada 4 orang digigit ular, dari Gadingan  tiga orang dan satu orang dari Laban, Kecamatan Mojolaban,” kata Tri Tuti Rahayu.

Sementara itu sejumlah warga korban banjir juga sudah banyak yang mengeluhkan diare dan gatal-gatal. Dinkes juga  mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap penyakit leptospirosis. Pasalnya, air banjir tak menutup kemungkinan sudah bercampur dengan air kencing tikus.

Sementara itu, Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, didampingi Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan dan Komandan Kodim 0726/Sukoharjo, Letkol  (Czi )Slamet Riyadi,  beserta sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) memantau sejumlah lokasi banjir.

Mereka menyusuri jalanan Kampung Menggungan, Desa Telukan, Kecamatan Grogol menggunakan perahu. Di lokasi tersebut ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. Dalam pantauan itu Bupati meminta warga tetap berada di pengungsian demi keselamatan dan keamanan mereka.

Nyuwun tulung bapak ibu semuanya tetap berada di pengungsian karena situasi masih belum aman. Kalau membutuhkan bantuan baik itu makanan atau kesehatan, segera hubungi petugas agar segera ditangani,” ungkap Bupati kepada warga yang mengungsi.

Menurutnya, cuaca ekstrem dengan intensitas hujan yang cukup tinggi tidak bisa dihindari dan sangat rentan banjir. Karenanya, ia meminta warga tetap tenang dan bersabar, serta terus berdoa agar terhindar dari mara bahaya dan musibah. Dia mengatakan Pemkab akan memastikan kebutuhan warga selama di pengungsian terpenuhi.

Bupati juga meminta pada instansi terkait, baik Dinas Sosial, Dinkes, BPBD, kecamatan hingga desa untuk selalu memonitor warga yang terdampak. Dia juga meminta aparat keamanan dilibatkan untuk menjaga keamanan rumah warga yang ditinggal mengungsi.

“Dapur umum, pos kesehatan harus selalu standby untuk memastikan warga aman. Lansia, balita harus diutamakan berada di tempat yang aman dan kebutuhannya terpenuhi,” tegas Etik.

Kepala BPBD Sukoharjo, Ariyanto Mulyatmojo, mengatakan banjir luapan Bengawan Solo mulai masuk ke permukiman warga pada Kamis pukul 17.00 WIB. Ari menambahkan ketinggian air yang masuk ke permukiman warga bervariasi. Paling tinggi mencapai dua meter. Banjir luapan Bengawan Solo juga menerjang sejumlah kantor desa/kelurahan di Kecamatan Grogol dan Mojolaban.

Berdasarkan data BPBD, sedikitnya 4.000 jiwa tercatat mengungsi pada Jumat (17/2/2023) pagi. “Warga ada yang mengungsi di kantor balai desa, tanggul, masjid dan kantor kecamatan,” jelas Ari.

Sementara untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi, BPBD bersama sukarelawan telah membuat dapur umum di masing-masing tempat pengungsian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya