SOLOPOS.COM - OPERASI PEKAT-Sejumlah pekerja seks komersial (PSK) tertangkap petugas Satpol PP Boyolali, Rabu (25/4/2012). Razia ini dalam rangka operasi penyakit masyarakat (Pekat).(Espos/Farida Trisnaningtyas)
OPERASI PEKAT-Sejumlah pekerja seks komersial (PSK) tertangkap petugas Satpol PP Boyolali, Rabu (25/4/2012). Razia ini dalam rangka operasi penyakit masyarakat (Pekat).(Espos/Farida Trisnaningtyas)
BOYOLALI--Sebanyak empat perempuan pekerja seks komersial (PSK) tertangkap petugas gabungan yang terdiri dari Satpol PP Boyolali, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) serta Polres Boyolali pada Rabu (25/4/2012). Mereka terjaring dalam razia operasi penyakit masyarakat (Pekat) yang digelar dibeberapa tempat.
Keempat PSK tersebut kemudian dikirim ke panti Wanita Utama Solo untuk mendapatkan pembinaan lebih lanjut. Pasalnya, jika disidang saja tidak akan menimbulkan efek jera lantaran hanya membayar denda sekitar Rp50.000. Diharapkan, dengan adanya pembinaan ini mereka bisa mengubah perilaku hidupnya.
“Razia pekat ini digelar bersama-sama dengan sejumlah instansi. Keberadaan para PSK ini meresahkan masyarakat sehingga kami berupaya menertibkannya. Keempat PSK tersebut ditangkap di dua tempat berbeda yaitu Sawit dan pasar kayu Sonolayu,” papar Kepala Satpol PP, Dwi Sakti Sationo saat ditemui wartawan di kantornya, Rabu.
Dwi menambahkan razia seperti itu digelar rutin dalam waktu yang tidak terjadwal. Petugas menyisir sejumlah titik di daerah yang ditengarai untuk tempat transaksi praktik ini.
Disyinyalir, ada modus baru dalam praktik penjualan jasa seks ini. Dwi mengatakan begitu perempuan PSK tersebut tertangkap kemudian ada lelaki yang datang dan mengaku sebagai suaminya. Pihaknya pun tak mau terkecoh dan berupaya menyelidiki lebih lanjut.
