SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO —  Pemkot Solo digelontor banyak pekerjaan rumah menyusul bencana banjir yang melanda Kota Bengawan. Pada akhir Februari, Pemkot akan segera merelokasi sedikitnya 40 rumah di wilayah bantaran Sungai Bengawan Solo. Di sisi lain, wacana pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kembali dikaji untuk menguatkan penanganan dampak banjir.

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Bapermas P3AKB), Hasta Gunawan, menerangkan proses relokasi tahun ini dibagi menjadi empat tahap. Untuk tahap pertama, terangnya, 40 rumah di wilayah bantaran bakal direlokasi dengan dana Rp2 miliar. Pemkot memasang anggaran Rp8 miliar untuk relokasi tahun ini.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Paling tidak akhir Februari sudah dimulai untuk 40 rumah di Semanggi dan Sangkrah. Mulai tahun ini relokasi dihitung per rumah, bukan sertifikat” ujarnya seusai menghadiri peresmian Kantor Kelurahan Danukusuman, Senin (7/1/2013).

Tahun ini, pihaknya memerkirakan terdapat 120 rumah yang tercatat dalam 70 sertifikat hak milik (SHM) yang dibidik relokasi. Jumlah tersebut, imbuhnya, bisa bertambah seiring kemampuan anggaran Pemkot. Pihaknya berencana mengajukan dana tambahan Rp5 miliar di APBD Perubahan untuk mengantisipasi lonjakan pengajuan relokasi.

“Saat ini pemilik 70 rumah sudah memasukkan berkas pengajuan. Kelengkapan berkasnya sedang dicek di notaris,” katanya.

Sejauh ini, Hasta mengklaim hampir seluruh pemilik rumah di atas lahan HM bersedia direlokasi. Di sisi lain, pihaknya mengakui masih ada pemilik rumah berkategori mewah yang menolak.

“Ada tiga sampai empat rumah yang memang bagus. Padahal untuk ganti bangunan hanya ditetapkan Rp8,5 juta. Sementara ganti rugi tanah menyesuaikan NJOP.”

Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengaku tidak bisa berbuat apa-apa dengan warga pemilik rumah mewah yang masih menolak. Rudy menyebut warga bebas menentukan sikap lantaran memiliki SHM. Di sisi lain, Rudy menegaskan tak bisa membantu relokasi warga Mipitan yang kebanjiran. Diketahui, warga di sana adalah mantan penghuni bantaran sungai yang direlokasi.

“Itu kesalahan mereka sendiri. Mereka sudah diberi kebebasan mencari tanah, kenapa harus beli di pinggi kali lagi,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya