SOLOPOS.COM - Ilustrasi saluran irigasi (Farid Syafrodhi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Sekitar 40% saluran irigasi di Klaten dalam kondisi rusak. Kerusakan saluran irigasi itu disebabkan faktor usia dan minimnya anggaran perawatan.

Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Klaten, Harjaka, memaparkan kerusakan saluran irigasi tersebut tersebar di seluruh wilayah Klaten. “Saat ini kondisi saluran irigasi sekitar 60% dalam kondisi baik, namun 40% sisanya perlu tindak lanjut perawatan rutin karena rusak,” jelasnya saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (7/12/2013).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Meski sudah dirawat, sambung dia, saluran irigasi masih rentan rusak karena mayoritas sudah rapuh dimakan usia. Menurutnya, saluran irigasi di Klaten juga masih didominasi oleh talut yang terbuat dari tanah. Hal itu bisa membuat aliran air ke sawah menjadi banyak yang hilang karena terserap oleh tanah. “Jika talut terbuat dari cor, aliran air akan lebih lancar karena tidak banyak resapan di tanah,” paparnya.

Pada 2013 ini, lanjutnya, dana perawatan saluran irigasi di seluruh Klaten mencapai Rp9 miliar. Jumlah anggaran itu terdiri atas Rp4,5 miliar yang bersumber dari APBD Klaten dan Rp4,5 miliar dari provinsi. Dengan anggaran tersebut, menurutnya, belum bisa menutup seluruh saluran irigasi di Klaten yang rusak.

Oleh sebab itu, pihaknya memilih untuk melakukan perbaikan skala prioritas terhadap saluran irigasi yang rusak. Bahkan, penambahan saluran irigasi di sejumlah wilayah juga ditangguhkan lantaran anggarannya mepet. Pada 2014, anggaran perawatan saluran irigasi diperkirakan lebih sedikit dibandingkan dengan 2013. Tahun depan, DPU hanya menganggarkan perawatan sekitar Rp4 miliar dari APBD.

Sementara itu, di Desa Kokosan, Kecamatan Prambanan, kondisi saluran irigasi juga memprihatinkan. “Saluran irigasi yang sudah dibangun baru mencapai 40 persen, sedangkan 60 persen sisanya belum tergarap,” papar Kepala Desa Kokosan, Suparjo, kepada Solopos.com, Sabtu (7/12/2013).

Kondisi tersebut membuat pemerintah desa setempat berpikir keras agar air bisa mengairi seluruh sawah milik warga. Total, di Desa Kokosan ada sekitar 65 hektare sawah. Mayoritas sawah ditanami oleh padi saat musim hujan dan tembakau saat musim kemarau. Rencananya, pada 2014 pihaknya mengirim surat permohonan perbaikan saluran irigasi kepada DPU Klaten. Hingga saat ini, pihaknya tengah dalam masa tunggu cairnya dana bantuan padat karya senilai Rp40 juta untuk membangun saluran irigasi di desa setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya