Solopos.com, SUKOHARJO — Sebanyak 42 tokoh perempuan di Grogol mengikuti kegiatan sarasehan Kebhinekaan Tokoh Perempuan Lintas Iman, di Telukan, Grogol, Sukoharjo, Rabu (2/11/2022).
Mereka mengikuti sarasehan kebhinekaan tokoh perempuan lintas iman dengan pembahasan tentang Penguatan Komunitas Lintas Iman dalam Merawat Toleransi dan Perdamaian.
Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
Pelaksana program, Rinda Rachmawati, mengatakan kegiatan tersebut diikuti 42 tokoh perempuan yang terdiri atas penghayat, Agama Islam, Hindu, Kristen, Katholik, dan Budha.
Selain itu, ada juga Pengurus Paguyuban Komunikasi Kerukunan Umat Beragama (PKUB) dan beberapa organisasi masyarakat (Ormas) di Grogol juga memeriahkan acara.
“Tujuannya mewujudkan moderasi beragama dan toleransi antar umat beragama di Grogol,” kata Rinda, Rabu (2/10/2022).
Baca juga: PD Nasyiatul Aisyiyah Adakan Eco-Bhinneka, Angkat 3 Isu Utama
Selain mengajarkan moderasi beragama dan toleransi, mereka juga diberikan bimbingan untuk mewujudkan sinergitas antara pemerintah dengan tokoh lintas iman.
Perwujudan tersebut dikhususkan di empat desa program dalam menghadapi radikalisme, intoleransi, dan mewujudkan kondisi yang kondusif antar umat beragama di kecamatan Grogol.
Ketua PKUB Kecamatan Grogol, Rahmadi Raharjo mengatakan nilai-nilai keagamaan, kearifan lokal, dan karya kebudayaan Indonesia menjadi modal untuk membangun moderasi beragama dan meneguhkan negara.
“Hal tersebut sesuai dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika,” kata Rahmadi, Rabu (2/10/2022).
Rahmadi beranggapan, modal dasar tersebut dalam pembinaan 42 tokoh sangat diperlukan dalam perwujudan Bhineka Tunggal Ika dengan perwujudan konsep moderasi, multikultural pluralisme, dan toleransi.
Baca juga: Tokoh-Tokoh Perempuan di Balik Sumpah Pemuda
“Nilai pendidikan tersebut harus ditabur melalui proses pendidikan serta dilaksanakan bersama oleh komponen masyarakat,” lanjut Rahmadi.
Rahmadi mengatakan kegiatan tersebut merupakan gabungan dari pemerintah dan masyarakat untuk menciptakan kerukunan antar tokoh agama, tokoh masyarakat, aktivis organisasi keagamaan, tokoh pemuda lintas agama, dan tokoh perempuan lintas iman.
Harapannya mereka semua memiliki kesamaan pandangan. “Kami harap ini membawa dampak positif bagi masyarakat,” lanjut Rahmadi.