SOLOPOS.COM - Kawasan Solo Baru, Sukoharjo (ilustrasi/JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO–Rencana Pemkab Sukoharjo mengalihkan arus kendaraan berat dari Jl. Ir. Soekarno menuju Jl. Wahid Hasyim, Joyotakan, Solo, menuai penolakan. Kebijakan itu dikhawatirkan menimbulkan masalah baru di Kota Bengawan.

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, saat ditemui Espos di Balai Kota, Selasa (28/1/2014), menolak tegas pengalihan kendaraan muatan berat dari Jl. Ir. Soekarno ke Jl. Wahid Hasyim. Menurutnya, rencana tersebut bisa menimbulkan kerusakan jalan hingga kemacetan di wilayah setempat. “Jl. Wahid Hasyim itu jalan kota, tonasenya jelas tidak mampu,” ujarnya.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Wali Kota mengatakan arus angkutan berat harusnya diutamakan melalui jalan provinsi atau jalan nasional. Rudy menyayangkan sikap Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, yang menggulirkan rencana tanpa berkomunikasi dengan pihaknya terlebih dulu. “Sampai sekarang belum ada kontak. Mau mengalihkan arus ya jangan sakpenake dhewe. Antar kota kabupaten harus ada komunikasi,” tutur dia.

Pendapat serupa diutarakan Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedrajad. Menurutnya, risiko kecelakaan di Jl. Wahid Hasyim akan membesar jika kendaraan berat dipaksakan melalui wilayah itu. Yosca menerangkan tidak semua jalan kota memiliki kemampuan tonase 12 ton, standar minimal angkutan berat. “Kalau jalannya jebol terus ada yang kecelakaan, siapa yang mau tanggungjawab,” ucapnya.

Merujuk UU No.22/2010 tentang Perhubungan, Yosca tak menampik angkutan berat seperti angkutan kendaraan orang dan angkutan distribusi lebih diutamakan dibanding kendaraan pribadi. Namun, hal tersebut menjadi salah saat angkutan berat menyerobot jalan kota yang notabene ranah kendaraan pribadi.

“Semacet-macetnya jalan provinsi dan nasional, harusnya yang diutamakan untuk muatan berat tetap jalan itu,” cetusnya.

Yosca menilai arus kendaraan berat melalui Jl. Ir. Soekarno hingga tembus Gemblegan selama ini sudah tepat. Dia justru lebih sepakat arus dialihkan ke Gading melalui Jl. Brigjen Sudiarto yang notabene jalan provinsi. Lebih jauh, ketiadaan jalan lingkar hingga saat ini dianggapnya menjadi problem integrasi lalu lintas di Soloraya. “Kalau ada jalan lingkar, permasalahan seperti ini tidak akan terjadi. Kami segera menyurati pemprov Jateng agar diberi aksesibilitas jalan lingkar.”

Diberitakan sebelumnya, Pemkab Sukoharjo berencana mengalihkan kendaraan berat dari Jl. Ir. Soekarno menuju Jl. Wahid Hasyim atau Gading, Solo. Kebijakan itu diambil untuk mendukung pengembangan kawasan Solo Baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya