Soloraya
Senin, 28 Oktober 2019 - 19:28 WIB

5.153 Keluarga di Klaten Lulus Dari Kemiskinan

Ponco Suseno  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Klaten, Sri Mulyani (kiri), menyerahkan sertifikat graduasi ke beberapa KPM-PKH di pendapa Pemkab Klaten, Senin (28/10/2019). (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN -- Sebanyak 5.153 keluarga di Klaten dinyatakan lulus dari kemiskinan. Sebelumnya mereka adalah Keluarga Penerima Manfaat Peserta Program Keluarga Harapan (KPM-PKH).

Ribuan keluarga itu lepas dari program PKH sepanjang Januari 2019-Oktober 2019. Jumlah keluarga yang keluar dari PKH itu telah melampaui target Pemkab Klaten, yakni 1.000 keluarga per tahun.

Advertisement

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, 5.000-an KPM–PKH yang lulus atau tergraduasi pada 2019 terdiri dari 3.343 graduasi habis komponen, yakni berhentinya status kepesertaan sebagai KPM-PKH karena tidak adanya komponen yang menjadi syarat sebagai KPM-PKH.

Eks Sukarelawan Jokowi: PDIP Solo Di Ambang Perpecahan Jika Rekomendasi Jatuh ke Gibran

Advertisement

Eks Sukarelawan Jokowi: PDIP Solo Di Ambang Perpecahan Jika Rekomendasi Jatuh ke Gibran

Sisanya sebanyak 696 keluarga masuk graduasi mampu, yakni keluar dari status KPM-PKH karena inclusion error and exclusion error. Sedangkan graduasi mandiri mencapai 1.111 KPM-PKH, yakni didasari pemberdayaan KPM mampu, mandiri, sejahtera, dan tidak bergantung pada bantuan sosial pemerintah.

Di kategori ini, KPM-PKH memiliki kesadaran dan perubahan sikap untuk mandiri tidak menerima lagi bantuan PKH. "Di sini tidak ada intimidasi sama sekali. Para KPM-PKH itu juga bersedia membuat surat pernyataan,” Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dissos P3AKB) Klaten, M., Nasir, di pendapa Pemkab Klaten, Senin (28/10/2019).

Advertisement

Hal senada dijelaskan Koordinator PKH Klaten, Theo Markis. Sejauh ini, 219 pendamping PKH di Klaten sudah berusaha optimal meningkatkan jumlah KPM-PKH yang tergraduasi.

Mereka rutin menemui penerima KPM-PKH yang dinilai sudah mampu agar bersedia keluar dari PKH. Saat ini di Klaten masih menyisakan 54.600 KPM-PKH.

Menurut Theo, hal paling susah saat menjalankan tugas sebagai pendamping, yakni mengubah mindset para KPM-PKH yang dinilai sudah mampu. Di tengah masyarakat masih ada anggapan bantuan ini merupakan duit pemerintah bagi warganya.

Advertisement

Pelatih Persis Solo Pilih Hati-Hati Soal Pemain Naturalisasi

Bahkan ada pendamping PKH yang nyaris dilaporkan ke polisi gara-gara mencoret salah satu KPM. "Setelah diberi penjelasan, akhirnya keluarga tersebut bersedia [dicoret dari PKH],” katanya.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengucapkan terima kasih kepada pendamping PKH yang sudah mendorong para KPM-PKH agar sadar diri keluar dari PKH. Para KPM-PKH yang sudah tergraduasi dinilai sudah mampu.

Advertisement

“Tugas pendamping PKH langsung bersentuhan dengan masyarakat. Di antara mereka ada yang ngaku-ngaku miskin sehingga harus sabar menghadapinya,” katanya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif