SOLOPOS.COM - Lima Bacaleg perempuan di DPRD Solo menjadi pembicara diskusi bertema Perempuan Berpolitik untuk Apa? di Kopi Lawe dan Lawe Burgerbar Jalan Perintis Kemerdekaan Nomor 43, Laweyan, Solo, Rabu (4/6/2023) malam. (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO—Lima bakal calon legislatif (Bacaleg) perempuan di DPRD Solo mengikuti diskusi bertema Perempuan Berpolitik untuk Apa? di Kopi Lawe dan Lawe Burgerbar Jalan Perintis Kemerdekaan Nomor 43, Laweyan, Solo, Rabu (4/6/2023) malam.

Kelima bacaleg perempuan di DPRD Solo itu, yakni Monique Dian Ayu dari PDIP, Anisya Dwi Astuti dari Partai Gerindra, Nadia Izzaty Sukma dari Partai Golkar, Nurita Yuli Hastuti dari PSI, serta Maheswari Chandraningtyas dari Partai Nasdem.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kelima Bacaleg DPRD Solo tersebut merupakan wajah baru alias belum menjadi anggota DPRD Solo. Pantauan Solopos.com, diskusi berlangsung gayeng membahas sejumlah tema dan isu strategis Solo, termasuk tema utama diskusi yaitu perempuan berpolitik untuk apa.

Hadir dalam diskusi malam itu sejumlah anggota DPRD Solo dari berbagai partai politik (parpol), seperti Ardianto Kuswinarno dari Partai Gerindra, Ginda Ferachtriawan dari PDIP, Didik Hermawan dari PKS, serta Yudha Sindu Riyanto dari Partai Gerindra.

Dalam kesempatan itu Nurita Yuli Hastuti mengatakan dirinya akan menjadi penyambung lidah rakyat bila mendapat amanah duduk di parlemen. “Saya yakin di sini kami mempunyai tujuan sama membangun Solo menjadi lebih nyaman dan maju,” ujar dia.

Nurita mengatakan DPRD Solo mempunyai tiga fungsi utama yaitu penganggaran, pengawasan dan legislasi. Ihwal majunya kaum perempuan di kontestasi Pemilu 2024 untuk ikut memperjuangkan hak-hak masyarakat, termasuk golongan perempuan.

“Kami akan bekerja sesuai fungsi DPRD Solo, yaitu pembuatan Perda, controlling, penganggaran. Semoga nanti keterwakilan perempuan minimal 30 persen insya Allah 2024 kita yang duduk di sini semoga Allah SWT ngijabahi, mengabulkan,” tutur dia.

Sedangkan Anisya Dwi Astuti mengatakan sudah saatnya perempuan berpartisipasi di bidang politik dan pemerintahan. Dengan begitu mereka bisa menyuarakan aspirasi-aspirasi dan turut mendorong lahirnya kebijakan-kebijakan yang pro dengan perempuan.

“Tanpa adanya kita siapa lagi yang peduli. Dari situ, semoga nanti siapa pun yang mewakili perempuan, menjaga ekosistem ini, menjaga semangat perempuan muda mengagas pemberdayaan perempuan dan perlindungan kepada anak,” tegas dia.

Pendapat senada disampaikan Maheswari Chandraningtyas. Menurut dia perempuan terjun ke politik untuk memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara. Hadirnya perempuan di bidang politik diharapkan dapat memperjuangkan aspirasi kaum mereka.

“Perempuan berpolitik untuk memenuhi angka keterwakilan perempuan. Sehingga mereka mewakili isu-isu kebijakan terkait kesetaraan gender, dan menanggapi isu-isu strategis terkait permasalahan perempuan. Karena lebih enak, hatinya menyatu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya