SOLOPOS.COM - Rumah pemotongan hewan batuar sragen. (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN — Di Kabupaten Sragen, terdapat sejumlah bangunan tua peninggalan Belanda. Beberapa bangunan itu berupa pabrik gula, stasiun, rumah pekerja Belanda, dan bangunan lain. Banyak dari bangunan itu yang rusak terbengkalai hingga rata dengan tanah, namun ada pula yang masih lestari dan digunakan sampai sekarang.

Apa sajakah bangunan tersebut? Berikut ini adalah 5 bangunan dengan sentuhan Belanda yang dihimpun dari pariwisata.sragenkab.go.id dalam Katalog Cagar Budaya Kabupaten Sragen Tahun 2015, pada Selasa (15/8/2023).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

1. Kantor Kecamatan Gondang

kantor Kecamatan Gondang sragen
Bangunan cagar budaya berarsitektur Belanda yang kini menjadi Kantor Kecamatan Gondang, Sragen, Kamis (8/9/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Bangunan masih berdiri kokoh dengan gaya arsitektur khas Belandanya yang menonjol dari segi ornamen serta model tembok di setiap sudutnya. Kantor kecamatan ini berstatus milik Pemkab Sragen.

Bangunan ini dahulu merupakan rumah administratur dari Pabrik Gula Kedoeng Banteng dengan ukuran yang lebih luas dibandingkan rumah-rumah yang lainnya. Sedangkan rumah-rumah lainnya yang masih berada di areal ini merupakan rumah sinder tebu pada masa pemerintahan Kolonial Belanda.

2. Stasiun Kedung Banteng

Stasiun kedung banteng Sragen
Struktur bangunan Stasiun Kereta Api Kedung Banteng masih terlihat corak khas Belanda. (heritage.kai.id)

Stasiun Kedung Banteng hingga saat ini masih digunkana namun sebatas stasiun kontrol bagi kereta-kereta yang melaju melewati jalur ini. Status kepemilikan stasiun ini berada di bawah kendali PT. KAI Daops IX yang berbasis di Yogyakarta.

Saat ini, PT. KAI juga sedang melakukan penelusuran sejarah setiap stasiun kereta api di seluruh Indonesia. Sejauh ini belum semua stasiun memiliki gambaran sejarah yang lengkap, termasuk stasiun Kedung Banteng ini.

3. Tempat Pemotongan Sapi Batuar

Tempat pemotongan sapi atau abattoir dalam di desa Nglangon, Kecamatan Sragen. merupakan salah satu saksi sejarah masa kolonial. Bangunan yang berdiri sejak 1924 ini masih digunakan sesuai fungsinya yakni tempat pemotongan hewan yang dijual di pasar Kabupaten Sragen.

Kepemilikan bangunan ini dikelola oleh Dinas Perikanan dan Peternakan Sragen. Bentuk bangunannya sangat mencirikan zaman kolonial yakni bangunan batu tunggal dan atap pelana. Abaatoir  ini berada poros strategis yang menghubungkan pemerintahan dan pasar,

4. Kantor Dinas Peternakan dan Perikanan Sragen

Dinas Peternakan dan Perikanan Sragen menempati gedung peninggalan zaman Belanda. Berlokasi di Jl. Anggrek Nomor 32 Sragen, gedung ini tetap mempertahankan gaya dan ciri arsitektural kolonial.

Atap pelana dan bangunan batu tunggal menunjukkan arsitektur kolonial. Meski ada beberapa bangunan baru, bagian depannya tetap sama seperti aslinya. Di bagian belakang gedung terdapat gerbang melingkar yang menghubungkan gedung-gedung tersebut.

5. Gedung SMAN 3 Sragen

SMAN 3 Sragen
SMAN 3 Sragen. (Istimewa)

Gedung SMAN 3 Sragen terletak di Jl. Dr. Sutomo No. 2 Sragen. Ciri arsitektur kolonial masih dipertahankan meskipun telah beberapa kali direnovasi. Keaslian dari bentuk dasar dari bangunan sekolah ini masih dijaga oleh pihak Sekolah.

Arsitektur kolonial masih dapat kita nikmati pada gedung bagian depan, aula sekolah, dan ruang guru BK. Bangunan ini memiliki langit-langit yang tinggi, dinding yang tebal, model batu. Jika ada dinding yang terkelupas bisa dilihat tidak ada semen yang digunakan seperti bangunan Belanda lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya