SOLOPOS.COM - Pengunjung Festival Durian dan Kuliner Jadul menikmati durian di Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri, Selasa (24/1/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Pengunjung Festival Durian dan Kuliner Jadul Wonogiri langsung menyerbu stan-stan penjual durian di Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri pada hari pertama, Selasa (24/1/2023).

Ribuan durian langsung ludes terjual tidak lebih dari lima jam. Penjual durian pun panen rezeki dengan omzet mencapai jutaan rupiah pada hari itu.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pantauan Solopos.com pada pukul 09.00 WIB pengunjung sudah memadati area festival meski acara belum dibuka secara resmi. Mereka sudah menyerbu stan-stan penjual durian dan aneka jajanan tradisional.

Stan penjual durian paling banyak diserbu para pengunjung hingga berdesakan. Beberapa dari mereka membeli sekaligus memakan durian di tempat. Beberapa yang lain membawanya pulang.

Pada pukul 16.00 WIB dari 10 stan penjual durian di Festival Durian dan Kuliner Jadul Wonogiri, hanya dua penjual yang masih buka. Bukan karena durian mereka tidak laku melainkan karena memiliki stok durian lebih banyak. 

Salah satu penjual durian lokal Ngadirojo, Arin Herlawati, mengatakan sampai menyetok ulang durian tiga kali karena cepat habis terjual. Hingga sore itu, dia menjual lebih dari 200 buah durian. Arin mengaku mendapatkan omzet lebih dari Rp4 juta dalam sehari.

“Saya jual durian dengan harga bervariasi, mulai Rp25.000-Rp160.000 per buah. Teman saya ada yang dapat Rp7 juta. Sudah habis duluan tadi,” kata Arin.

Arin menjual durian lokal dari Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri. Menurutnya, durian lokal Ngadirojo tidak kalah rasanya jika diadu dengan durian-durian dari daerah lain. Rasa durian lokal ada campuran pahit dan manis. Sementara durian daerah lain antara pahit atau manis.

Sensasi Rasa Durian Lokal Berbeda

“Jadi kalau makan durian lokal itu ada sensasi yang berbeda. Jujur kalau saya lebih suka durian lokal,” ujar dia. Pedagang durian lain, Ranto, mengungkapkan hal serupa.

Dia berhasil menjual 260 durian dalam waktu kurang dari lima jam pada hari pertama Festival Durian dan Kuliner Jadul Wonogiri itu. Ratno menjual durian yang ia bawa dari Jumapolo dan Jatipuro, Karanganyar.

Dia berani menjamin rasa durian yang ia jual lezat. Ranto bahkan berani menggaransi duriannya. “Kalau enggak enak atau rusak, kami langsung ganti. Bagi saya yang penting pembeli itu jangan sampai kecewa,” ungkap Ranto. 

Ranto mengaku sudah mengantongi omzet lebih dari Rp4 juta dengan menjual durian lebih kurang 260 buah pada hari itu. Acara itu dia akui sangat cukup mendongkrak pendapatannya.

Sehari-hari ia menjual durian di rumahnya di Desa Bulusulur, Wonogiri. Hari biasa ia bisa menjual durian sekitar 250 buah. “Lumayan, sangat membantu meningkatkan ekonomi. Apalagi setelah pandemi Covid-19 jualan kami terpuruk. Kalau bisa sering-sering diadakan festival durian seperti ini. Ya minimal dua tahun sekali lah,” jelas dia,

Salah satu pembeli durian, Eni Purwanti, mengaku senang dengan Festival Durian dan Kuliner Jadul Wonogiri tersebut. Sebagai orang yang demen makan durian, dia merasa dimudahkan untuk mendapatkan buah itu lewat acara yang digelar Pemkab Wonogiri tersebut. 

Menurut Eni, selama rasa durian yang dijual enak dan legit, dia tak mempermasalahkan harga jual durian yang dipatok para penjual. Di sana, Eni membeli tiga durian sekaligus untuk dimakan bersama tiga temannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya