SOLOPOS.COM - Suasana simulasi operasi pembebasan sandera oleh pasukan Batalyon Infantri (Yonif) Raiders Mekanik 411/Pandawa Salatiga di Kantor Bupati Boyolali, Selasa (2/11/2021). (Solopos.com/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, BOYOLALI—Pagi-pagi sekali Bupati Boyolali harus menggelar rapat beserta kelima stafnya di ruang Merbabu di Gedung Putih, kantornya. Rapat yang semula kondusif mendadak gaduh ketika sekelompok separatis merangsek ke ruang rapat menodongkan senjata laras panjang SS2 kepada mereka.

Salah seorang dari kelompok itu meminta semua peserta rapat berkumpul di celah antara deretan meja. Mereka harus berjalan sambil menunduk dan meletakkan kedua tangan di kepala. Suara tangis terdengar saat mereka harus berhadapan dengan moncong senapan. Kelompok itu menjadikan bupati dan stafnya sebagai tawanan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Salah satu dari mereka terlihat memiting Bupati Boyolali dengan tangan kiri. Tangan kanannya memegang pistol mengarah ke kepala Bupati.

Baca Juga: Warga Klaten Kebingungan, Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua Ditunda

Lalu seorang lainnya terlihat menghubungi seseorang meminta disediakan uang Rp10 miliar sebagai tebusan para tawanan. Uang itu harus tersedia dalam 10 menit. Jika tidak dipenuhi, satu dari tawanan itu akan ditembak.

Kabar penyanderaan itu lantas didengar satuan intelijen Kodim 0724/Boyolali. Operasi pembebasan pun disusun. Pasukan Batalyon Infantri (Yonif) Raiders Mekanis 411/Pandawa Salatiga diterjunkan menuju lokasi kejadian mengendarai empat kendaraan taktis (rantis).

Dengan sigap dan senyap, pasukan mengepung seluruh gedung. Mereka menyisir ruang demi ruang dan melumpuhkan anggota separatis. Suara tembakan terdengar berulang kali. Asap mengepul di halaman gedung, pusat baku tembak. Sebagian pasukan lain merangsek melalui pintu belakang.

Baca Juga: Bereaksi 5 Menit, Racun Potas Sebabkan Ibu 3 Anak di Juwiring Meninggal

Suara tembakan kembali terdengar. Semua anggota kelompok separatis tewas dalam operasi penyergapan tersebut. Para sandera berhasil dievakuasi menuju lokasi aman. Pasukan Yonif Raiders Mekanis 411/Pandawa Salatiga hanya butuh kurang dari 5 menit untuk mengendalikan situasi.

Operasi pembebasan sandera itu bukanlah operasi sungguhan. Kegiatan itu merupakan simulasi puncak latihan pemeliharaan kemampuan Raider khususnya dari Yonif Raiders Mekanik 411/Pandawa Salatiga selama sepekan di Boyolali.

Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad, Mayjen TNI Andi Muhammad, menyebutkan ada lima jenis operasi yang digelar dalam latihan tersebut yakni operasi penghancuran, operasi mobilitas udara, pertempuran jarak dekat, pembebasan sandera dan lainnya. Latihan operasi dilakukan dalam segala bentuk medan dan cuaca baik nasional maupun regional. Latihan ini digelar di tiga lokasi yakni markas, hutan dan gunung serta di rawa dan laut.

Baca Juga: Dibekuk di Wonogiri, Ipar di Juwiring Dijerat Pembunuhan Berencana

“Saya melihat alhamdulillah semuanya berhasil mencapai target, mampu, dan mahir serta menguasai teori-teori materi operasi khusus ini. Latihan ini menjadi bekal untuk melaksanakan tugas operasi di segala bentuk medan dan kondisi apa pun baik di NKRI maupun di luar apabila sangat dibutuhkan,” kata Andi, saat ditemui wartawan seusai latihan di gedung Setda Wonogiri.

 

Kekuatan TNI

Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Boyolali, Khusnul Hadi, yang berperan menjadi Bupati Boyolali menceritakan pengalamannya mengikuti latihan simulasi pembebasan sandera. Pagi itu sungguh mencekam. Meski demikian, ia tidak begitu khawatir saat mendengar suara tembakan lantaran ia pernah bergiat di Resimen Mahasiswa (Menwa) saat kuliah.

“Simulasi ini penting ya. Bagaimanapun ancaman itu selalu ada. Maka perlu kesiapsiagaan untuk menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan ini,” kata Khusnul.

Baca Juga: Kakak di Juwiring Masukkan Potas ke Minuman saat Adik Ipar ke Wonogiri

Bupati Boyolali, M. Said Hidayat mengatakan Boyolali membuka ruang bagi TNI berlatih. Ini merupakan hal penting untuk membangun kesiapsiagaan dan gotong royong dengan masyarakat. Latihan ini diharapkan menjadi satu kekuatan bagi TNI. Namun, secara bersama semua tetap harus menyuarakan kesatuan dan persatuan di negeri ini.

“Terima kasih atas pelaksanaan pelatihan yang digelar di Kabupaten Boyolali. Bersinergi dengan TNI, Polri menjadi hal yang penting bagi Pemerintah Kabupaten Boyolali,” ujar Bupati Said.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya