SOLOPOS.COM - Beberapa remaja punk yang tertangkap razia Satpol PP di Boyolali Kota. (Farida Trisnaningtyas)

Beberapa remaja punk yang tertangkap razia Satpol PP di Boyolali Kota. (Farida Trisnaningtyas)

Boyolali (Solopos.com)--Lima remaja bergaya anak punk diciduk petugas Satpol PP di dekat Taman Kota Kridanggo, Boyolali , Rabu (20/7) pagi.  Mereka diamankan petugas setelah didapati nongkrong di jalanan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kelima remaja itu adalah Anang Regiantoro, 14, asal Tuwuhsari, Mudal Boyolali Kota, Erryka Octha Fitriyani, 16, asal Karangasem, Sidomulyo, Delanggu, Klaten, Dwi Juni Prasetyowati, 19, Padalarang, Bandung, Ahmad Rifai, 16 asal Semarang dan Dewi Saputry, 15, asal Cokro, Tulung, Klaten.

Sebelumnya, mereka berusaha kabur saat mengetahui adanya petugas. Namun, petugas pun langsung menangkap dan membawanya ke Kantor Satpol PP. Mereka juga disuruh mandi dan mendapatkan pembinaan. “Kegiatan razia seperti ini kami lakukan secara rutin,’’ ujar Kepala Satpol PP Boyolali, Suyitno kepada wartawan, Rabu (20/7/2011).

Pihaknya langsung menghubungi orang tua ataupun keluarga dari kelima anak yang terjaring razia. Sementara  orang tua para remaja yang tidak bisa dihubungi, pihaknya akan mengantar remaja itu pulang hingga ke rumah. Namun, bila mereka tidak punya keluarga, maka anak punk itu akan diserahkan Ke Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan sosial (Disnakertransos) Boyolali untuk dibawa ke panti asuhan.

Dijelaskan, selain merazia anak punk pihaknya juga melakukan operasi  terhadap para pengamen jalanan, pengemis dan gelandangan. Razia rutin ini dimaksudkan untuk merespon keluhan warga tentang keberadaan mereka yang meresahkan masyarakat. Pasalnya, mereka disinyalir sering melakukan pemaksaan saat mengamen. Ditambah lagi, keberadaan mereka yang kerap kali tidur di sembarang tempat. “Misalnya mereka banyak nongkrong di taman kota ataupun di jalan-jalan pusat kota lainnya,” tambah Suyitno.

Ditambahkan, Mardi, paman salah satu anak punk, Regi tak menyangka keponakannya terjaring razia. Diakuinya, keponakannya itu nekat menjadi anak jalanan karena kurang mendapat perhatian. Terlebih saat sang ayah memutuskan menikah lagi pascakematian ibunya.

(rid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya