SOLOPOS.COM - Handaru Jati, 30, mantan pegawai BUMN yang pilih banting setir jadi peternak di kandang ternak miliknya di Desa Sawit, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Kamis (1/6/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Handaru Jati, 30, pemuda asal Klaten, memilih resign atau keluar dari pekerjaannya sebagai pegawai salah satu Badan Usaha Milik Negara atau BUMN yang bergerak di bidang asuransi. Anak muda yang kini tinggal di Kelurahan Buntalan, Kecamatan Klaten Tengah, itu memilih banting setir menjadi peternak.

Sudah tiga tahun terakhir ini Ndaru, sapaan akrabnya, mengembangkan peternakan domba dan kambing bernama Ciptahadi Karya Farm. Dia kini sudah memiliki tiga kandang kambing dengan total kapasitas mencapai ratusan ekor domba dan kambing.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ketiga kandang itu berada di Desa Karangturi dan Desa Sawit, Kecamatan Gantiwarno. Lulusan S1 Teknik Industri Telkom University Bandung itu sempat lima tahun bekerja di BUMN asuransi. Meski dari sisi pendapatan sebagai karyawan BUMN sudah mapan, Ndaru memilih mengundurkan diri pada April 2020.

Sering berpindah tugas dan kerap meninggalkan istrinya di kampung halaman menjadi alasan pemuda Klaten itu resign dari perusahaan pelat merah tersebut. Sebulan kemudian atau Mei 2020, Ndaru memutuskan merintis usaha ternak domba dan kambing.

Salah satu yang memotivasinya kala itu lantaran belum banyak anak muda yang bergelut di bidang peternakan. Keputusan Ndaru menjadi peternak terhitung nekat. Sebelumnya, tak ada keluarganya yang menjadi peternak.

Orang tua Ndaru berprofesi guru. Bermodal ilmu yang diperoleh secara autodidak dari penelusuran di dunia maya salah satunya Youtube, Ndaru mulai membangun usaha peternakan. Dia memanfaatkan lahan keluarga yang saat itu belum termanfaatkan.

“Saat itu pemeliharaan maupun pemasarannya belum paham. Belajarnya secara autodidak sambil berjalan,” kata Ndaru saat ditemui wartawan di salah satu kandang ternak miliknya di Dukuh Mulyosari, Desa Sawit, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Kamis (1/6/2023) siang.

Perjalanan Ndaru saat merintis usaha itu tak mulus. Pemuda Klaten itu awalnya membeli 25 domba betina bunting. “Karena kesalahan kandang, pakan, dan pemeliharaan, dari 25 ekor itu beranak sekitar 20 ekor dan anaknya yang mati ada 17 ekor. Kalau kehilangan aset tidak. Tetapi potensi ekonomi yang hilang Rp10 juta selain tenaga, waktu, dan pikiran,” kata bapak satu anak itu.

Belajar Teknik Beternak hingga Pemasaran

Dari kesalahan di awal usaha itu, Ndaru terus mempelajari soal teknik beternak kambing. Dia juga bergabung dengan komunitas peternak di Jogja. Dari komunitas itu, Ndaru banyak belajar soal teknik beternak hingga pemasaran.

Perlahan usahanya terus berkembang. Tiga kandang miliknya sebagai kandang breeding dan fattening masing-masing berkapasitas 70 ekor, 130 ekor, dan 350 ekor. Tak hanya di tingkat hulu, Ndaru bersama keluarganya kini mengembangkan usaha di tingkat hilir yakni mendirikan warung satai kambing di samping Polsek Trucuk.

Pemuda Klaten itu kini dibantu enam orang dengan satu orang sebagai tim jagal atau penyembelihan, satu orang di warung, dua orang mengurusi kandang, dan tiga orang membantu di warung.

Saban bulan, usaha peternakan itu menargetkan minimal bisa memasarkan 40 domba guna memenuhi pasokan warung di beberapa daerah, tempat jagal, serta jasa akikah. Selain mengembangkan usaha peternakan dari sisi hulu hingga hilir, Ndaru kini mulai merintis mengolah limbah ternak kambing menjadi pupuk.

Dia berharap usahanya bisa terintegrasi dengan pertanian. Ndaru menilai peluang anak muda untuk beternak masih terbuka dan usaha di bidang peternakan menjanjikan.

“Saya melihat di generasi saya ke bawah untuk pekerjaan di bidang ini minatnya sangat rendah. Karena ini bisnis konvensional secara tampilan juga kurang bergengsi. Maka dari itu saya mencoba seperti yang saya bisa untuk mengubah mindset terutama di usia kami bahwa peternak milenial itu keren,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya