Soloraya
Kamis, 23 Februari 2023 - 10:32 WIB

5 Warga Sambeng Juwangi Ini Ikuti Sayembara Penamaan Jembatan Boyolali-Grobogan

Nimatul Faizah  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jembatan penghubung Boyolali-Grobogan di wilayah Kelurahan Sambeng, Juwangi, Boyolali, Selasa (21/2/2023). (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI — Kelurahan Sambeng, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali yang berada di ujung utara perbatasan dengan Kabupaten Grobogan akan memiliki jembatan penghubung antarkabupaten pada 2023 ini.

Kendati belum memiliki nama resmi, warga menyebutnya sebagai jembatan Sambeng-Ngawen karena jembatan tersebut menghubungkan Sambeng, Juwangi, Boyolali dengan Ngawen, Padas, Kedungjati, Grobogan.

Advertisement

Lurah Sambeng, Antonius Pramusinto, mengungkapkan jembatan tersebut telah selesai dibangun pada akhir 2022 dan sudah diperbolehkan untuk dilewati kendaraan.

“Belum tahu diresmikan kapan, belum kami beri nama juga. Tapi kemarin saya tanya DPUPR [Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang] selesai masa pemeliharaan di bulan keenam [Juni],” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, Selasa (21/2/2023).

Advertisement

“Belum tahu diresmikan kapan, belum kami beri nama juga. Tapi kemarin saya tanya DPUPR [Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang] selesai masa pemeliharaan di bulan keenam [Juni],” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, Selasa (21/2/2023).

Saking antusiasnya akan memiliki jembatan baru, Anton mengadakan sayembara untuk pemberian nama jembatan Sambeng-Ngawen. Pemenang sayembara tersebut akan mendapatkan uang Rp300.000. Total, ada lima peserta yang mengikuti sayembara tersebut.

Pertama, usulan pemberian nama jembatan berasal dari warga RT 010, Rosiana Proboningsih. Yang bersangkutan mengusulkan Purboyo, singkatan dari Purwodadi-Boyolali. Purboyo juga bermakna bijaksana.

Advertisement

Ketiga, jembatan Kali Bening oleh warga RT 004, Sunarto. Bening diartikan kejelasan penghubung dua kabupaten dan kejelasan kegiatan perekonomian warga.

Keempat, ada usulan nama jembatan Jala Pelita yang merupakan singkatan dari Jembatan Alternatif Laju Ekonomi Pelindung Lintas Transportasi. Nama tersebut diusulkan oleh warga RT 011, Temuningsih.

Kelima atau terakhir, mengusulkan nama jembatan We Antre. Nama itu bermakna bergantian saat lewat jembatan. Nama ini diusulkan perangkat Kelurahan Sambeng, Bambang Budiyono.

Advertisement

Saat sekarang, sayembara telah selesai dan ditutup. Usulan nama jembatan tersebut ditampung untuk nantinya dipilih oleh para sesepuh desa.

Anton berharap dengan adanya jembatan tersebut akses ekonomi warga semakin mudah. Ia mencontohkan ketika warga ingin menjual pisang bisa sampai ke daerah lain, seperti Salatiga. Jadi tak hanya di Pasar Pisang Juwangi.

Adanya jembatan juga mempermudah akses berobat warga.

Advertisement

“Kalau kaitannya dengan berobat sakit dan opname, kami lebih dekat dengan Grobogan. Adanya jembatan jadi lebih cepat interaksinya, paling 10 menit sampai, dulu kan harus muter agak lama,” kata Lurah Anton.

Sebelumnya, tak ada jembatan penghubung, sehingga kedua daerah tersebut tak terhubung. Anton berkelakar warga harus nyegur kali untuk bisa sampai Dusun Ngawen di seberang sungai.

Dengan adanya pembangunan jembatan tersebut, Anton mengatakan warga sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali) dengan pembangunan jembatan antarkabupaten tersebut.

“Harapan kami yang utama itu terkait infrastruktur terutama jalan poros. Meskipun sudah banyak yang diberikan oleh Pemkab Boyolali akan tetapi kaitannya dengan jalan poros menjadi perhatian karena itu gerbang utama Kelurahan Sambeng, termasuk kemarin ada akses jembatan besar, kami dan warga Sambeng bersyukur sekali,” kata dia.

Sementara itu, Kepala DPUPR Boyolali, Ahmad Gojali, mengungkapkan jembatan Sambeng-Ngawen tersebut dianggarkan APBD pada 2021 dan 2022.

Pada pembangunan pertama, yaitu bangunan bawah pagu dengan anggaran Rp1.13 miliar. Lalu pada 2022 membangun bangunan atas dengan nilai kontrak Rp1,62 miliar

“Panjang jembatan 42 meter, terdiri dari tiga bentang, bentang I itu 18 meter, bentang II 12 meter, dan bentang tiga 12 meter, untuk lebar jalan empat meter,” kata dia.

Gojali mengungkapkan seusai masa pemeliharaan selesai, maka jembatan tersebut akan diserahkan ke kelurahan Sambeng.

Ia mengatakan tujuan pembangunan jembatan sebagai penghubung antardesa dan antarkabupaten. Selain itu, digunakan untuk mengganti jembatan zaman Belanda yang sudah tidak bisa difungsikan lagi.

Baca Juga

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif