Soloraya
Jumat, 17 Mei 2013 - 19:54 WIB

50 Negara Dijadwalkan Hadir, Solo Tuan Rumah Konferensi Toilet Sedunia

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Kota Solo kembali terpilih menjadi lokasi konferensi tingkat internasional. Pada 2-4 Oktober 2013, Solo akan menggelar World Toilet Summit atau Konferensi Toilet Sedunia ke-13. Acara tersebut rencananya akan dihadiri 50 negara dari lintas benua.

Direktur Pemberdayaan Masyarakat Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bakri, mengatakan konferensi akan membahas seputar pemanfaatan toilet, produk toilet, hingga cara perawatan toilet untuk kesehatan manusia. Deretan negara seperti Amerika, Swedia, Jerman, Australia, Singapura, Jepang dan Inggris dijadwalkan hadir dalam konferensi tersebut.
“Tema konferensi adalah The Rural Toilet Meets The Urban Toilet atau toilet di pedesaan disandingkan dengan toilet di perkotaan. Kenyataannya, kehidupan desa dan kota tidak dapat dipisahkan,” ujarnya saat ditemui di Balaikota, Kamis (16/5/2013) sore.

Advertisement

Bakri mengatakan keberadaan toilet tak lagi dipahami sebatas pelengkap fasilitas. Menurutnya, kebersihan dan kenyamanan toilet turut mendukung pariwisata sebuah wilayah. Pihaknya berencana memberikan penghargaan toilet terbersih untuk destinasi publik seperti bandara, tempat wisata, museum dan kebun binatang.

“Penghargaan sebagai pemacu untuk menjadikan toilet bagian dari pelayanan ke masyarakat atau wisatawan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Toilet Indonesia, Naning Adiwoso, mengataka Solo terpilih sebagau tuan rumah karena dinilai paling aktif merespons isu sanitasi. Hal itu dibuktikan dengan pembangunan MCK komunal dan saluran sanitasi di daerah miskin belakangan ini. “Solo telah memiliki sanitasi berbasis masyarakat yang baik,” tuturnya.

Advertisement

Ia menyebut masih banyak penduduk Indonesia yang mengabaikan pentingnya kebersihan toilet. Naning menghitung sekitar 40% masyarakat Indonesia belum memiliki akses sanitasi yang baik. Mereka cenderung buang air di sungai atau ladang. “Penyebab utama karena kurangnya edukasi,” katanya.

Lebih lanjut, pihaknya akan melatih 200 orang untuk mengedukasi warga ihwal pemeliharaan toilet pribadi, wisata hingga komunal. Naning berharap upaya tersebut mampu meningkatkan kesadaran warga tentang toilet bersih.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif