Soloraya
Minggu, 10 Oktober 2021 - 06:00 WIB

597 Pasangan Subur di Sumberlawang Sragen Belum KB

Wahyu Prakoso  /  Danang Nur Ihsan  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) mengikuti rapat koordinasi kegiatan komunikasi informasi dan edukasi KB di Balai Penyuluhan KB Kecamatan Sumberlawang, Sragen. Foto diambil baru-baru ini. (Istimewa-Agnes Sawitri)

Solopos.com, SRAGEN — Balai Penyuluhan Keluarga Berencana (KB) Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah, bersama puskesmas dan bidan desa terus memberikan pelayanan KB kepada pasangan usia subur (PUS) di Sumberlawang meskipun sempat ada Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Capaian KB di Kecamatan Sumberlawang sebanyak 74, 93 persen. Sedangkan jumlah unmet need atau PUS yang seharusnya ber-KB tetapi belum KB ada 597 pasangan.

Advertisement

Penyuluh KB Balai Penyuluhan KB Kecamatan Sumberlawang, Agnes Sawitri, menjelaskan upaya mengumpulkan banyak orang untuk pemasangan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) setop saat PPKM Darurat.

Baca Juga: Blusukan Ke Keprabon Solo, Selvi Ananda Ajak PUS Ikut KB

Balai penyuluhan KB didukung Puskesmas Sumberlawang dan klinik bidan setempat untuk tetap memberikan pelayanan dengan menyesuaikan waktu dan jumlah orang saat pelayanan.

Advertisement

“Nakes melakukan vaksinasi dan penanganan Covid-19. Pelayanan untuk KB hari Jumat siang atau agak sore dengan praktek bidan. Kami memberikan pelayanan dengan mengadakan beberapa kali. Jumlahnya diecer,” kata dia, Jumat (8/10/2021).

Dia menjelaskan pemasangan alat kontrasepsi ada sekitar 70 PUS setiap bulan. Kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi KB mulai digenjot sejak memasuki PPKM Level 3.

Agnes menjelaskan pemakaian alat kontrasepsi urutan paling banyak adalah suntik, implan, dan intrauterine device (IUD).

Advertisement

Baca Juga: Peringati HUT ke-76 RI, Kondom Sutra Ajak Kaum Adam Aktif KB

“Suntik paling banyak karena faktor merasa praktis. Kadang ada yang merasa takut implan karena ada tindakan bedah minor. IUD juga ada yang masih takut,” paparnya.

Penyuluh KB lainnya, Narno, menjelaskan para penyuluh dibantu para Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) untuk menjangkau PUS. PPKBD ada di setiap dusun berkunjung ke rumah PUS dengan prokes.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif