SOLOPOS.COM - (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solo (Solopos.com) – Sekitar 6.000 atau 50% dari total 12.000 pelanggan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal di Kota Solo yang dikelola PDAM menunggak pembayaran rekening. Dengan tarif Rp 5.000-Rp 7.500/pelanggan/bulan, maka nominal tunggakan tersebut mencapai lebih dari Rp 300 juta/tahun.

Direktur Utama (Dirut) PDAM Solo, Singgih Tri Wibowo, saat dijumpai wartawan di Balaikota, Kamis (13/10/2011), mengungkapkan untuk saat ini adanya tunggakan tersebut memang tidak sampai mengganggu operasional IPAL tersebut. Namun, Singgih mengakui memang akan lebih baik seandainya tidak ada tunggakan karena IPAL juga memerlukan biaya untuk pemeliharaan.

“Masalahnya, masih banyak pelanggan yang belum memiliki kesadaran akan manfaat IPAL untuk pembuangan limbah mereka. Kebanyakan mereka beranggapan IPAL belum terlalu penting. Pasang sambungannya pun masih gratis, sehingga mereka tidak merasa ada kewajiban untuk membayar rekening bulanannya,” jelas Singgih.

Lebih jauh, Singgih menerangkan bagi penduduk di wilayah perkotaan seperti Solo, keberadaan IPAL komunal sangat dibutuhkan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan risiko pencemaran air sumur dan air tanah oleh bakteri e-coli. Dengan IPAL, limbah buangan rumah tangga disalurkan dengan pipa-pipa dan diolah di satu tempat sehingga limbah cair yang dibuang ke sungai sudah bersih sementara limbah padatnya yang berupa lumpur bisa dikeringkan untuk dibuat pupuk organik.

Singgih menambahkan saat ini di Solo baru ada dua IPAL komunal, yakni di Semanggi dan Mojosongo. IPAL Semanggi bisa melayani 25.000 sambungan ke rumah tangga, sedangkan IPAL Mojosongo bisa melayani 15.000 sambungan. Namun demikian, hingga saat ini, dari dua IPAL tersebut baru menjangkau 12.000 sambungan. Jumlah ini baru sekitar 12% dari total jumlah rumah tangga di Solo sebanyak 100.000-an rumah.

“Jaringannya sih sudah ada, tinggal masyarakatnya mau atau tidak untuk memanfaatkan. Untuk biaya pemasangan sambungan sampai sampai 2015 mendatang masih gratis karena ada bantuan dari lembaga donor per tahunnya sebanyak 1.500 sambungan. Setiap sambungan dibantu Rp 5 juta untuk pemasangannya,” papar Singgih.

Sementara itu, mengenai sejumlah keluhan yang kerap muncul dari warga di wilayah Pasar Kliwon tentang air keran PDAM yang berubah keruh pada musim kemarau, Singgih memastikan tahun ini tidak ada air yang keruh. Layanan PDAM juga masih lancar meski kemarau cukup panjang.

shs

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya