SOLOPOS.COM - Sejumlah pengguna jalan melintasi underpass jembatan penghubung Tol Solo-Jogja dan Transjawa di Ngasem, Colomadu, Karanganyar, Selasa (31/10/2023). (Istimewa/PT Jasamarga Jogja Solo)

Solopos.com, BOYOLALI – Pada hari pertama pelaksanaan instalasi balok jembatan atau erection girder underpass Ngasem atau STA 0+500 telah dilaksanakan mulai Senin (30/10/2023) pukul 22.00 WIB hingga Selasa (31/10/2023). Sebanyak enam balon beton girder telah dinaikkan, jumlah tersebut melebihi target pemasangan harian.

Pelaksana Humas PT Jasamarga Jogja Solo (JMJ), Rachmat Jesiman, mengatakan estimasi pada hari pertama hanya bisa naik empat girder. “Akan tetapi di lapangan semalam melebihi target yaitu enam girder. Kemungkinan bisa saja terjadi [lebih cepat]. Namun, tetap melihat situasi di lapangan,” ujar dia kepada Solopos.com, Selasa sore.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Diketahui, pemasangan erection girder underpass Ngasem nantinya akan menjadi jembatan penghubung jalan Tol Solo-Jogja dan Trans-Jawa. Kegiatan instalasi balok jembatan dilaksanakan pada Senin (30/10/2023) hingga Kamis (31/10/2023) setiap pukul 22.00 WIB – 04.00 WIB.

Sementara itu, Direktur Utama PT JMJ, Suchandra Hutabarat, mengatakan Jembatan Ngasem merupakan titik awal dari Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulon Progo yang sekaligus menjadi penghubung Jalan Tol Trans Jawa. Ia mengatakan jumlah balok jembatan yang akan diinstalasi adalah sebanyak 12 buah dengan berat 80 ton dan panjang 40,8 meter.

Suchandra mengatakan erection ini dilaksanakan pada bentang antara dua pilar jembatan (pier) yang berlokasi di atas pertigaan Gerbang Tol Colomadu. “Sebelumnya dilakukan pekerjaan stressing girder [balok jembatan] selama sepekan terakhir. Proses Erection Girder memiliki banyak aspek teknis yang perlu diperhatikan berdasarkan kriteria kualitas, waktu, biaya, metode dan risiko,” kata dia seperti dalam rilis yang diterima Solopos.com, Selasa sore.

Selain itu, untuk meminimalkan dampak lalu lintas di pertigaan Gerbang Tol Colomadu, PT JMJ bersama kepolisian memberlakukan rekayasa arus lalu lintas ketika ada pekerjaan erection girder. Salah satunya, kendaraan dari dan menuju arah Tugu Kartasura atau arah Boyolali diimbau untuk mencari jalur alternatif lewat Sawit untuk keluar di Simpang Tiga Pengging, Simpang Tiga Randusari atau Simpang empat Tegalwire, Mojosongo.

Lebih lanjut, Suchandra mengatakan penerapan teknik dan pemenuhan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) juga menjadi perhatian utama PT JMJ. “Kondisi tanah dasar yang menjadi pijakan atau tumpuan crane telah dipastikan kuat untuk menahan beban yang ada. Demikian pula kondisi alat dan sarana penunjang lainnya serta petugas dan operator alat berat juga telah dipastikan berada dalam kondisi baik,” kata dia.

Koordinasi yang intens juga terus dilaksanakan selain rapat rutin menjelang pekerjaan antara PT JMJ dan stakeholder terkait yaitu dari Ditlantas Polda Jateng, Satlantas Polres Klaten, Satlantas Polres Boyolali, dan Satlantas Sukoharjo. Kemudian dengan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah, PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN), kontraktor untuk paket 1.1 PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dan konsultan supervisi yang terlibat.

“Pengerjaan erection girder di persimpangan Exit Tol Colomadu ini sesuai dengan target yaitu dilaksanakan sebelum libur panjang dalam rangka Hari Raya Natal 2023 dan tahun baru 2024,” jelas dia. Ia juga mengatakan pelaksanaan erection girder di waktu yang tepat diperlukan karena sangat berpengaruh pada jadwal pengerjaan proyek lain.

Semuanya harus diselesaikan tepat waktu. Proses pemasangan girder pun juga harus sesuai ketentuan dan syarat K3 baik untuk pekerja proyek dan pengguna jalan. Sehingga, semua harus diperhitungkan secara matang agar tidak terjadi kesalahan.

“Dengan suksesnya pelaksanaan erection girder pada hari pertama menjadi salah satu sinyal positif terhadap penyelesaian konstruksi di Tahap 1,” kata dia. Diketahui, pembangunan jalan Tol Jogja-Solo terbagi menjadi tiga tahap yaitu tahap I sepanjang 49,25 kilometer (km) sepanjang Kartasura-Maguwoharjo dan Trihanggo–Junction Sleman. Lalu tahap II sepanjang 38,574 km  yaitu mulai junction Sleman–YIA Kulon Progo. Selanjutnya, tahap III sepanjang 8,75 km mulai Maguwoharjo–Trihanggo.

Jalan tol dengan total panjang 96,57 Km ini memiliki masa konsesi selama 40 tahun dan merupakan salah satu  Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mendukung program pemerintah dalam pemerataan infrastruktur di Indonesia. Proyek ini juga dibangun untuk meningkatkan kelancaran distribusi barang dan jasa atau logistik, pengembangan industri, dan pariwisata serta meningkatkan konektivitas di Pulau Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya