Soloraya
Kamis, 27 Juli 2023 - 15:51 WIB

6 Bulan, Investasi Boyolali Tembus Rp1,035 Triliun dan Serap 21.000 Pekerja

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi investasi. (Solopos-Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, BOYOLALI — Nilai investasi yang masuk ke Boyolali telah mencapai Rp1,035 triliun pada enam bulan pertama atau semester I 2023. Triliunan rupiah investasi itu mampu menyerap lebih dari 21.000 pekerja.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Boyolali, Purnawan Raharjo, membeberkan nilai investasi yang masuk selama semester I 2023 adalah Rp1.035.724.024.775.

Advertisement

Purnawan menjelaskan angka tersebut gabungan dari data investasi di Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) dan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission (OSS).

“Pada triwulan I secara total realisasi investasi Kabupaten Boyolali baik di LKPM dan OSS adalah Rp599.373.307.636. Lalu pada triwulan II ada Rp436.350.717.139,” ujar dia saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, Kamis (27/7/2023).

Advertisement

“Pada triwulan I secara total realisasi investasi Kabupaten Boyolali baik di LKPM dan OSS adalah Rp599.373.307.636. Lalu pada triwulan II ada Rp436.350.717.139,” ujar dia saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, Kamis (27/7/2023).

Secara terperinci, total nilai investasi di Boyolali yang tercatat di OSS pada triwulan I 2023 Rp163.703.864.183. Lalu LKPM pada semester I Rp435.669.443.453. Kemudian, pada triwulan II, capaian investasi yang tercatat di OSS Rp143.197.623.261 dan di LKPM Rp293.153.093.878.

Purnawan mengungkapkan capaian investasi pada semester I itu telah mencapai sekitar 58,48 persen dari total target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Boyolali pada 2023 senilai Rp1.771.109.260.000.

Advertisement

“Mudah-mudahan di triwulan III nanti lebih banyak [capaian investasinya] dibanding triwulan I dan II karena kemarin beberapa perusahaan belum menginput di BKPM,” kata dia.

Lebih lanjut, Purnawan menyampaikan investasi di Boyolali adalah tolok ukur kegiatan ekonomi di Kota Susu. Menurutnya, dengan investasi yang tinggi, otomatis kegiatan perekonomian akan lebih tinggi dan bergerak meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ia menuturkan semakin tinggi tingkat investasi tentunya juga akan menyerap tenaga kerja dari masyarakat sehingga pendapatan mereka bertambah. Misalnya dari investasi hingga semester I 2023, ada 21.219 tenaga kerja yang terserap dari 5.793 proyek.

Advertisement

Sektor Industri Mendominasi

Perinciannya pada semester I ada 9.191 tenaga kerja di triwulan I dan 12.028 tenaga kerja di triwulan II. Beberapa sektor yang mendominasi dalam investasi Boyolali antara lain sektor industri, jasa, serta transportasi dan pergudangan.

“Sektor industri memang paling mendominasi, beberapa di antaranya ada industri tekstil yang paling dominan, lalu industri kertas dan percetakan, industri makanan, dan lain sebagainya,” kata dia.

Ia menjelaskan DPMPTSP Boyolali turut mendukung visi misi Bupati Boyolali yang Pro Investasi Metal. DPMPTSP terbuka kepada investor yang hendak menanamkan modalnya ke Boyolali.

Advertisement

DPMPTSP Boyolali juga menyediakan ruang layanan konsultasi gratis untuk para pengusaha yang hendak berinvestasi di Mal Pelayanan Publik (MPP). Tim DPMPTSP tersebut akan membantu dan mengarahkan para investor dalam berinvestasi di Boyolali.

“Jadi dengan tim terkait, dilihat dulu misal persyaratan dasar utamanya, misal alih fungsi lahan, PBG [Persetujuan Bangunan Gedung], izin lingkungan, bahkan KPI [Kawasan Peruntukan Industri]. Kami selalu komunikasikan dengan investor secara terbuka,” kata dia.

Lebih lanjut, Purnawan menjelaskan investor rata-rata mengincar kawasan yang telah memiliki sarana infrastruktur dan transportasi yang baik dan ramai. Beberapa di antaranya seperti di Boyolali Kota, Mojosongo, dan kecamatan sekitar Jalan Solo-Semarang seperti Banyudono, Teras, dan Ampel.

“PLN juga telah membangun gardu induk di Banyuanyar, Ampel, pada tahun lalu. Jadi tidak hanya di Boyolali dan Banyudono. Itu untuk mensuplai kebutuhan terkait listrik untuk KPI wilayah Ampel dan Gladagsari,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif