Soloraya
Selasa, 5 Maret 2024 - 15:07 WIB

6 Tahun Berjalan, Begini Nasib Layanan Tambal Ban Keliling Ngreksa Ban Kempes

Candra Septian Bantara  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tukang tambal ban peserta program layanan tambal keliling Pemkot Solo “Ngreksa Ban Kempes” sedang menambal ban pelanggannya, Selasa (5/4/2024). Enam tahun berjalan, Ngrekso Ban Kempes masih eksis. (Solopos.com/Candra Septian Bantara)

Solopos.com, SOLO–Pada 2018 lalu Pemkot Solo pernah meluncurkan program jasa tambal ban keliling berbasis daring dengan nama Ngreksa Ban Kempes. Enam tahun berjalan, ternyata program tersebut masih eksis hingga sekarang.

Pantauan Solopos.com, Selasa (5/3/2024), dari keenam unit sepeda roda tiga yang disulap menjadi armada yang lengkap untuk menangani kasus ban bocor secara keliling, empat unitnya di antaranya masih beroperasi. Kelima unit tersebut berada di Kecamatan Jebres sebanyak tiga unit, dan 1 unit berada di Kecamatan Laweyan.

Advertisement

Namun, dari keempat unit Ngreksa Ban Kempes yang masih keliling atau melayani panggilan ban bocor hanya tersisa 3 yakni di Kecamatan Jebres 2 unit dan Kecamatan Laweyan 1 unit. Sisanya memilih mangkal atau menetap di satu lokasi.

Purwanto, 60, salah satu tukang tambal yang tergabung dalam program ini dari Kecamatan Jebres, mengaku memilih tidak keliling atau meniadakan layanan panggilan karena dua hal.

Advertisement

Purwanto, 60, salah satu tukang tambal yang tergabung dalam program ini dari Kecamatan Jebres, mengaku memilih tidak keliling atau meniadakan layanan panggilan karena dua hal.

Pertama faktor usia. Kedua karena kondisi dan kontur jalan di daerah Kentingan, Universitas Sebelas Maret yang sempit dan naik turun sehingga armadanya susah untuk masuk.

“Saya sudah tidak keliling. Saya sudah sepuh, kalau keliling capainya dobel. Kedua jalan di sini (sekitaran UNS) itu sempit-sempit dan naik turun. Dulu sempat melayani mahasiswa di salah satu gang di sini tapi armada saya sundul portal,” ungkap Purwanto.

Advertisement

Meskipun tidak keliling, penghasilan yang diterima Purwanto cukup stabil. Setidaknya dalam sehari ia bisa menambal 15 kendaraan dan memperoleh Rp150.000.

Untuk menambah pemasukan Ia juga bisa memaksimalkan armada roda tiga pinjaman pemerintah ini dengan baik. Ia menyediakan layanan ganti oli, ganti ban dalam, dan jualan BBM.

Di tempat yang lain, tukang tambal ban asal Kecamatan Laweyan, Yapi Nugroho, 43, masih terus mempertahankan layanan panggilan dan tidak hanya menetap di satu titik saja. Bahkan Ia pun membuka layanan Ngreksa Ban Kempes miliknya selama 24 jam nonsetop.

Advertisement

“Saya buka 24 jam nonsetop. Tapi tidak saya kerjakan sendiri tapi melibatkan 3 orang, saya, kakak, dan anak saya. Nanti sistemnya di sif,” ujar Yapi.

Tukang tambal ban yang bisa di jumpai di sekitar bawah Flyover Purwosari ini mengaku dalam sehari bisa melayani tak kurang dari 25 kasus ban bocor baik motor maupun mobil. Untuk tarif, Ia mematok harga Rp15.000 untuk motor dan Rp25.000 untuk mobil namun yang sudah langganan, dia memberikan diskon harga.

Untuk jangkauan wilayah pelanggan yang bannya bocor, Ia tidak membatasinya selama mau mengganti uang transpor. Bahkan di suatu waktu Ia pernah menerima panggilan ban bocor dari Bandara Adi Sumarmo dan sekitar Waduk Cengklik yang sudah masuk wilayah administratif Kabupaten Boyolali.

Advertisement

Meskipun secara jumlah unit Ngreksa Ban Kempes yang keliling menurun, namun jasa mereka masih dibutuhkan oleh warga Solo. Terlebih saat ban bocor di tempat yang sulit ditemukan tukang tambal ban.

Hanif, 26, mahasiswa yang belum lama ini lulus dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, mengaku sangat terbantu dengan adanya Ngreksa Ban Kempes. Mahasiswa asal Tangerang, Banten itu menggunakan jasa Ngreksa Ban Kempes saat malam hari tiba-tiba ban motornya bocor dan bisa teratasi dengan cepat dan harga tidak terlalu mahal.

“Aku terbantu sih dengan adanya tambal ban keliling, soalnya dulu waktu malam tiba-tiba banku bocor. Trus aku WA tak lama kemudian bapak-bapak tambal bannya datang,” ujar Hanif saat dihubungi Solopos.com, Selasa (5/3/2024).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif