Soloraya
Jumat, 14 Oktober 2022 - 14:46 WIB

60-an Siswa SD di Polokarto Sukoharjo Cuci Tangan Massal: Pakai Sabun Ya!

Tiara Surya Madani  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Puluhan siswa sekolah dasar mengikuti cuci tangan masal, Jumat (14/10/2022) di halaman kantor Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, dalam rangka memperingati Hari Cuci Tangan dunia pada 15 Oktober 2022.(Solopos.com/ Tiara Surya Madani).

Solopos.com, SUKOHARJO — Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Polokarto beserta Puskesmas Polokarto menggelar cuci tangan masal, Jumat (14/10/2022).

Acara tersebut diadakan dalam rangka memperingati Hari Cuci Tangan Dunia pada 15 Oktober 2022.

Advertisement

Berdasarkan pantauan Solopos.com, para siswa diberikan pengarahan oleh tim dari puskesmas sebelum melaksanakan cuci tangan di halaman kantor Kecamatan Polokarto, Sukoharjo.

Kepala Puskesmas Polokarto, Bambang Saptono, saat ditemui Jumat (14/10/2022), menjelaskan gerakan cuci tangan menggunakan sabun telah dimulai sejak dulu. Selain bertempat di kantor kecamatan Polokarto, ia menjelaskan kegiatan tersebut juga dilakukan dengan cara mendatangi sekolah.

Advertisement

Kepala Puskesmas Polokarto, Bambang Saptono, saat ditemui Jumat (14/10/2022), menjelaskan gerakan cuci tangan menggunakan sabun telah dimulai sejak dulu. Selain bertempat di kantor kecamatan Polokarto, ia menjelaskan kegiatan tersebut juga dilakukan dengan cara mendatangi sekolah.

“Paling mudah kami mulai dari anak-anak, yang kami dril agar mereka membiasakan CTPS [cuci tangan pakai sabun], harapannya tidak bisa menularkan penyakit,” kata Bambang.

Baca juga: Unik, 20 Bumil dan 33 Ibu Menyusui Desa Bolopleret Klaten Diwisuda

Advertisement

Agar dapat membunuh kuman dengan efektif, ia menyarankan untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun, Bambang tidak merekomendasikan mencuci tangan dengan air tidak mengalir. Penggunaan pensanitasi tangan juga digunakan saat keadaan darurat.

“Paling efektif pakai sabun di air mengalir, kalau hanya menggunakan air tidak mengalir tidak efektif, malah bisa menimbulkan penularan karena dipakai bersama, sabun yang digunakan sabun cair, dan alkohol [pensanitasi tangan] tidak menjamin semua bisa mati,” lanjut Bambang.

Bambang melanjutkan, kesadaran masyarakat untuk mencuci tangan terbentuk setelah adanya Covid-19. Banyak media yang memberikan sosialisasi mengenai cuci tangan.

Advertisement

“Dampak dari tidak mencuci tangan, tangan akan banyak kuman, ketika makan menempel di makanan. Tergantung jenis kumannya, bisa diare, hepatitis, tifus, dan lainnya,” lanjut Bambang.

Baca juga: Jabatan Ketua TP PKK empat kecamatan diserahterimakan

Penyebaran kuman dimulai dari mengusap wajah dan hidung sebelum mencuci tangan, kemudian dihirup juga bisa menjadi media penularan penyakit. Anak-anak lebih riskan terkena penyakit karena belum paham dan bermain di tempat ekstrim seperti di tempat kotor, tanah, di sembarang tempat.

Advertisement

“Kami sulit memberikan pengarahan, karena biasanya mereka memang diajari itu agar berkembang dengan baik, namun harus tetap kami berikan CTPS,” lanjut Bambang.

Siswa kelas 5 SD Mranggen 1, Davin, mengaku telah mengetahui cara mencuci tangan yang baik. Caranya yakni memakai sabun dan air mengalir dengan benar sebelum mengikuti kegiatan.

“Saya mencuci tangan sebelum makan, tadi diajari cara mencuci tangan dengan benar,” kata Davin.

Baca juga: PENEMUAN BAYI SUKOHARJO : Bayi Ditaruh Di Depan Warung Gegerkan Polokarto

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif