SOLOPOS.COM - Warga Balong, Sudiroprajan, Jebres, Solo, Donny Mahesa Widjaja, mengerjakan pembuatan jodang berbentuk miniatur Gedung Djoeang 45 Solo di rumahnya, Rabu (11/1/2023). (Solopos/Putut Hartanto)

Solopos.com, SOLO — Proses pembuatan jodang kue keranjang berbentuk miniatur Stadion Manahan dan Gedung Djoeang 45 Solo yang akan diarak saat kirab budaya Grebeg Sudiro Solo 2023 menghabiskan puluhan kayu tripleks dan 60 botol lem Alteco.

Pembuatan jodang Stadion Manahan lebih rumit dan dibanding jodang-jodang lain yang digunakan saat kirab budaya Grebeg Sudiro. Pembuat jodang asal Kampung Balong, Kelurahan Sudiroprajan, Donny Mahesa Widjaja, mengaku dihubungi panitia Grebeg Sudiro pada 19 Oktober.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kala itu, Donny diberi gambaran mengenai bentuk jodang yang mesti ia buat yakni miniatur bangunan Stadion Manahan dan Gedung Djoeang 45 Solo. Keesokan harinya, ia langsung melakukan observasi lapangan untuk menghimpun data dan informasi mengenai kedua bangunan itu.

“Khusus jodang Stadion Manahan lebih rumit karena data dan informasi yang saya dapat sangat terbatas. Saya tak bisa masuk ke dalam stadion. Hanya bisa memotret dari luar stadion. Padahal, jodang miniatur Stadion Manahan harus menggambarkan kondisi di dalam stadion. Bagaimana tribunenya, lapangan hingga lintasan atletik,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (11/1/2023).

Donny membandingkan dengan proses pembuatan jodang lain untuk kue keranjang pada acara Grebeg Sudiro Solo tahun-tahun sebelumnya. Detail bangunannya tak begitu rumit lantaran ia memiliki bahan sumber referensi berupa foto dan video secara komplet.

Habis Puluhan Lembar Tripleks

Bahkan, proses pembuatan jodang miniatur Gedung Djoeang 45 Solo lebih cepat rampung dibanding Stadion Manahan. “Efektif pembuatan jodang dilakukan pada awal November sampai sekarang. Saat perayaan Natal pun, saya harus melembur karena dikejar waktu yang mepet,” ujar Donny.

Pembuatan kedua jodang utama kue keranjang itu menghabiskan puluhan lembar kayu tripleks dan 60 botol lem. Biasanya, Donny berbelanja bahan pembuatan jodang di toko kayu dan material bangunan tak jauh dari rumahnya.

Sesekali, ia membeli eceran lem dan kawat tipis. Namun, Donny tak bisa memastikan harga pembelian bahan pembuatan jodang secara jelas. “Kadang malah seringnya beli eceran. Lem itu juga beli eceran. Jadi berapa anggarannya mungkin panitia yang tahu. Kalau berat jodang sekitar 10 kilogram. Tidak berat karena berbahan kayu triplek,” paparnya.

Seperti diketahui, karnaval budaya dalam rangkaian Grebeg Sudiro Solo 2023 akan digelar pada Minggu (15/1/2023). Ada 4.000 kue keranjang yang akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat yang mengunjungi Grebeg Sudiro.

Sebelum dibagikan kue keranjang akan dikirab menggunakan dua jodang utama yang berbentuk miniatur Stadion Manahan dan Gedung Djoeang 45. Adapun rute karnaval dimulai dari kawasan Pasar Gede Solo, Jl Urip Sumoharjo, Jl Jenderal Sudirman, Jl Mayor Kusmanto, Jl Kapten Mulyadi, Jl RE Martadinata, Jl Cut Nyak Dien, Jl Ir Juanda, Jl Urip Sumoharjo, dan finis di kawasan Pasar Gede Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya