Soloraya
Sabtu, 11 Februari 2023 - 16:07 WIB

60 Hektare Sawah di Sukoharjo Terendam Banjir, 500 Jiwa Mengungsi

Magdalena Naviriana Putri  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi banjir di Desa Gadingan, Mojolaban pada Sabtu (11/2/2023) siang. (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Curah hujan tinggi pada Jumat (10/2/2023) hingga Sabtu (11/2/2023) dini hari mengakibatkan banjir di kawasan Sukoharo yang berada dii bantaran Bengawan Solo. Banjir menerjang Kecamatan Grogol dan Mojolaban. Sedikitnya 1.200 keluarga terdampak, 500 jiwa mengungsi, dan 60 hektar sawah terendam banjir langganan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Ariyanto Mulyatmojo, mengatakan banjir menggenang sejak Sabtu pukul 01.00 WIB. Ini akibat hujan yang tak kunjung reda sejak pukul 15.00 WIB. Selain itu debit air Bengawan Solo meningkat karena mendapat limpahan air dari Wonogiri dan Karanganyar.

Advertisement

“Setidaknya ada tujuh desa dari dua kecamatan terdampak banjir. Kecamatan Grogol ada tiga desa, sementara Mojolaban empat desa,” terang Ariyanto saat dimintai konfirmasi.

Dia menyebut dari tujuh desa tersebut setidaknya lebih dari 1.200 keluarga terdampak sementara sekitar 500 jiwa telah mengungsi. Kerugian lain yang ditimbulkan di antaranya sekitar 60 hektare sawah terimbas.

Advertisement

Dia menyebut dari tujuh desa tersebut setidaknya lebih dari 1.200 keluarga terdampak sementara sekitar 500 jiwa telah mengungsi. Kerugian lain yang ditimbulkan di antaranya sekitar 60 hektare sawah terimbas.

Tak hanya itu, karena sejumlah akses terputus karena banjir, mobilitas warga terganggu. Beberapa pengungsi masih memilih bertahan di tanggul khawatir ada banjir susulan.

Ariyanto menyebut  warga di sana sudah terbiasa mengalami keadaan serupa dan sudah memiliki cara menyelamatkan diri dan harta benda. Pihaknya telah memberikan bantuan logostik, asesmen, arahan dan motivasi kepada pengungsi sebagai bentuk dukungan.

Advertisement

Sementara itu, Ketua RW 007, Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Muhammad Syam, 44, menyebut ketinggian air di wilayahnya mencapai 1-1,5 meter. “Tadi malam sekitar pukul 01.00 WIB ada 70 keluarga dan 250 jiwa yang terdampak banjir. Mereka tersebar di 4 RT. Genangan paling parah setinggi 1-1,5 meter. Sementara yang masuk ke dalam rumah sekitar 1 meter,” katanya.

Rutin Banjir

Syam mengatakan setiap hujan yang merata di Klaten, Wonogiri, Karanganyar ,dan Sukoharjo dengan waktu yang cukup lama wilayahnya pasti kebanjiran. Pasalnya, Desa Gading merupakan lokasi paling cekung di Kecamatan Mojolaban.

Karena rutin terjadi, warga sudah terbiasa dengan banjir. Banjir tadi malam menjadi yang pertama di 2023, kondisinya tak separah banjir pada November dan Desember 2022 lalu.

Advertisement

“Dari pemerintah juga sudah melakukan antisipasi hanya saja kondisi alam tidak mendukung. Kami juga sudah memiliki pompa dan melakukan normalisasi selokan,” terangnya.

Beberapa warga juga sudah menandai jika hujan deras lebih dari 3 jam mereka harus segera melakukan antisipasi. Terutama bagi mereka yang tinggal di pinggir bantaran. Biasanya beberapa warga sudah mulai mengevakuasi barang-barang untuk dinaikkan ke atas rumah atau diungsikan ke rumah saudara yang lebih aman.

Kendati demikian dia berharap banjir segera surut sebab jalan kelurahan Desa Gadingan merupakan jalur utama ke Solo atau menjadi jalur ekonomi para warga. Saat ini harus tertutup dan mengakibatkan aktivitas perekonomian tersendat.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif