SOLOPOS.COM - Wahyu Dian Silviani, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN RM Said Surakarta yang ditemukan meninggal tak wajar. (Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO – Kasus pembunuhan dosen UIN RM Said Surakarta, Wahyu Dian Selviani, 34, oleh seorang tukang yang dipekerjakannya sendiri menggegerkan publik. Berikut adalah tujuh fakta terkait kasus pembunuhan Wahyu Dian Selviana, dosen UIN RM Said oleh pelaku yang bernama Dwi Feriyanto, 23.

1. Korban Ditemukan Meninggal di Rumah Teman

Korban ditemukan meninggal tak wajar di kediaman teman sendiri pada Kamis (24/8/2023) di Perumahan Graha Sejahtera Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo. Wahyu tinggal di rumah rekannya yang sedang cuti tiga bulan karena melahirkan. Selama cuti, korban diminta tinggal di rumah rekannya itu karena rumah korban masih direnovasi. Rumah keduanya bersebelahan di lokasi perumahan yang sama.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Korban ditemukan tergeletak di lantai yang tertutup kasur. Ditemukan banyak ceceran darah di lokasi.

2. Pelaku Tukang Bangunan

Aparat Polres Sukoharjo berhasil menangkap pelaku kurang dari 12 jam setelah kejadian. Pelaku tak lain Dwi Feriyanto, 23, tukang bangunan yang dipekerjakan korban untuk merenovasi rumahnya. Pelaku adalah warga RT 002/RW 005, Dusun Taru, Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo.

3. Dibunuh dengan Pisau Pemotong Daging Curian

Pelaku mendatangi lokasi korban dengan berjalan kaki dari rumahnya. Sesampainya di rumah tersebut, pelaku naik atap tempat tinggal korban melalui pagar samping kanan. Pelaku memakai sarung tangan medis serta menggunakan penutup wajah saat beraksi. Pelaku masuk ke rumah korban melalui belakang rumah dengan membawa sebilah pisau pemotong daging yang ia curi dari tempatnya bekerja sebelumnya.

Saat itu pelaku melihat korban berada di ruang tamu sedang tertidur di kasur. Pelaku kemudian menempelkan pisau pemotong daging yang dibawanya ke leher korban agar diam dan tidak berteriak. Namun ternyata korban kaget dan ingin berteriak.

Pelaku sempat berupaya melumpuhkan korban, lalu membuat negosiasi dengan korban agar korban tak berteriak. Namun korban kemudian berteriak minta tolong dan berusaha merebut pisau pemotong daging yang dibawa pelaku.

Pelaku merasa emosi dan berhasil menguasai pisau pemotong daging tersebut kemudian menghujamkannya pada pipi sebelah kanan korban. Dengan pisau tersebut pelaku akhirnya mengakhiri nyawa korban.

4. Hilangkan Barang Bukti

Kemudian pelaku sempat membersihkan pakaiannya yang terkena darah korban di kamar mandi. Ia lalu kabur melalui pintu depan tempat tinggal korban dengan cara melompat pagar.

Pelaku kemudian pulang ke rumah untuk mengganti pakaian. Pakaian yang ia gunakan saat beraksi ia masukkan ke plastik lalu membawanya ke persawahan dengan mengendarai motor Honda Supra X. Ia membakar pakaian tersebut di sana untuk menghilangkan jejak.

Kemudian pelaku juga menuju ke sungai di selatan Stasiun Gawok untuk membuang pisau yang ia gunakan untuk menghabisi nyawa korban.

5. Motif Sakit Hati

Motif pelaku menghabisi nyawa korban karena sakit hati disebut tukang amatiran saat tengah menyusun batu bata. Kata-kata itu dilontarkan korban kepada Dwi ppada Senin (21/8/2023) sekitar pukul 08.30 WIB.

Pelaku saat itu tengah bekerja bersama tiga rekan lainnya. Kala itu pelaku sakit hati karena merasa sudah bekerja dengan baik namun masih dibilang amatiran. Pelaku menaruh dendam dan ingin melampiaskannya dengan menghabisi nyawa korban.

6. Menguasai Harta Korban

Setelah berhasil membunuh korban, pelaku membawa kabur sejumlah barang berharga milik korban. Terkait penguasaan harta korban pelaku mengklaim hal itu dilakukannya dengan spontan.

7. Terancam Hukuman Mati

Polisi mengancam pelaku dengan Pasal 340 KUH Pidana atau Pasal 338 KUH Pidana atau Pasal 339 KUH Pidana atau Pasal 365 ayat (3) KUH Pidana dengan ancaman maksimal hukuman mati. Saat dihadirkan dalam ungkap kasus tersebut tersangka, Dwi Feriyanto mengaku telah merencanakan pembunuhan tersebut. Ia juga mengaku melakukan aksi pembunuhan seorang diri tanpa melibatkan pihak lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya