SOLOPOS.COM - ilustrasi sensus penduduk online 2020 (freepik)

Solopos.com, SOLO — Laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Serengan diketahui paling tinggi dibandingkan kecamatan lainnya di Kota Solo selama 11 tahun terakhir, yakni 2010 hingga 2021. Bersamaan dengan itu, terdapat sejumlah temuan fakta menarik yang bersinggungan dengan isu sosial kependudukan di kecamatan tersebut.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Solo dalam Angka 2021 yang dikutip oleh Solopos.com pada Selasa (17/1/2023), Serengan memiliki laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,88 pada 2010-2020, sementara kecamatan lainnya hanya berkisar antara 0,05 sampai 0,68. Dalam hal ini, laju pertumbuhan Serengan tercatat dua lipat lebih banyak dibanding Kota Solo yang hanya 0,44 pada saat itu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Selanjutnya, pada 2021 Serengan masih yang paling tinggi memiliki laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,16 pada 2020-2021, sementara kecamatan lainnya hanya berkisar sekitar 0,06. Artinya laju pertumbuhan penduduk di Serengan dua kali lipat lebih banyak dibanding dari kecamatan lain, bahkan Kota Solo hanya 0,07 pada saat itu.

Serengan diketahui mempunyai penduduk sebanyak 47.853 jiwa atau paling sedikit jumlah penduduknya di Kota Solo pada 2021. Hal tersebut dicatat dalam BPS dalam Angka Kota Solo 2022. Berikut tujuh fakta menarik yang bersinggungan dengan isu sosial kependudukan di Kecamatan Serengan:

1. Kecamatan Terpadat Kedua di Solo

Meski laju pertumbuhan penduduk paling tinggi, Serengan belum menjadi kecamatan terpadat di Solo, masih sebagai kecamatan terpadat kedua.

Kepadatan penduduk di Serengan berada tipis di bawah Pasar Kliwon. Dengan angka masing-masing, Serengan sebanyak 15.522 jiwa per kilometer persegi dan Pasar Kliwon sebanyak 16.094 jiwa/km persegi.

2. Luas Wilayah Tersempit di Solo

Luas wilayah Serengan paling sempit dibandingkan dengan kecamatan lainnya pada 2021. Serengan hanya memiliki luas 3,08 km persegi. Angka tersebut tercatat hanya sekitar sepertiga dari Laweyan yang luasnya 9,13 km persegi, serta hanya seperlima dari Banjarsari yang luasnya 15,26 km persegi.

3. Pencaker Paling Sedikit di Solo

Pencari kerja (pencaker) terdaftar di Serengan paling sedikit meskipun menjadi kecamatan paling tinggi laju pertumbuhan penduduknya dan menduduki kecamatan terpadat kedua di Kota Solo, pada 2021.

Jumlah pencari kerja terdaftar di Serengan tercatat hanya 371 orang, dengan laki-laki sebanyak 242 orang dan perempuan 129 orang. Sementara, pencari kerja terdaftar di Kota Solo mencapai 4.531 orang pada saat itu.

4. Jumlah Sertifikat Hak Milik yang diterbitkan Mengalami Penurunan

Jumlah sertifikat hak milik yang terbit di Serengan mengalami penurunan pada 2021, sementara sertifikat hak pakai mengalami kenaikan bersamaan dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk di sana.

Jumlah sertifikat hak milik di Serengan yang terbit di kantor pertanahan sebanyak 10.257 sertifikat pada 2020 turun menjadi 8.453 sertifikat pada 2021. Sementara jumlah sertifikat hak pakai diketahui naik hampir dua kali lipat, dari 281 sertifikat pada 2020 menjadi 521 sertifikat pada 2021.

5. Memiliki Risiko Kejahatan Tertinggi Kedua

Serengan menjadi kecamatan yang punya risiko kejahatan tertinggi kedua sebagai kecamatan terpadat kedua di Kota Solo, 2021. Risiko penduduk terkena kejahatan per 1.000 penduduk di Sektor Serengan sebesar 0,25.

Angka tersebut tipis di bawah Sektor sektor jebres yang nilainya sebesar 0,27. Namun, jumlah kejahatan yang dilaporkan di Serengan hanya 12 kasus atau paling sedikit dibanding kecamatan lainnya.

6. Total Penduduk Miskin Kategori Prioritas Pertama Capai 260 Orang

Satu dari 184 penduduk di Serengan masuk kategori miskin prioritas pertama. Hal itu didapatkan dari data perbandingan jumlah penduduk total dan jumlah penduduk kategori miskin prioritas pertama.

Total penduduk di Serengan tercatat 47.853 jiwa, sementara penduduk miskin kategori prioritas pertama diketahui sebanyak 260 orang.

7. Jumlah Pemilik Kendaraan Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Ketika laju pertumbuhan penduduk tinggi di Serengan, jumlah pemilik kendaraan mengalami penurunan pada tiga tahun terakhir, dan sempat menurun tajam pada 2021. Jumlah kepemilikan kendaraan di Serengan sempat mencapai 39.755 unit pada akhir 2019, lalu sedikit turun menjadi 37.542 unit pada 2020 akhir.

Kemudian, turun tajam menjadi 11.012 unit pada 2021 akhir. Penyebab penurunan diketahui salah satunya karena pemilik sepeda motor yang turun drastis, dari 29.500 unit pada 2020 menjadi 7.695 unit pada 2021 akhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya