SOLOPOS.COM - Petugas DKP3 Sragen mengambil sampel tanah di kandang sapi yang menjadi lokus kasus kematian sapi di wilayah Dukuh Toro Kidul, Desa Kacangan, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Selasa (29/8/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN — Tujuh ekor sapi di Desa Kacangan, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, mati mendadak. Kasus kematian sapi terbaru terjadi pada Senin (28/8/2023) kemarin.

Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Sragen langsung terjun ke lapangan untuk mencari penyebab kematian sapi tersebut. Mereka mengambil sampel tanah di kandang untuk dikirim ke Laboratorium Kesehatan Hewan di Solo.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala Desa Kacangan, Ladiyo, saat dihubungi Espos, Selasa (29/8/2023), mengungkapkan kasus kematian sapi mendadak itu terjadi di wilayah Dukuh Toro Kidul. Di sana ada empat ekor sapi yang mati. Lalu di Dukuh Lemahbedah ada dua ekor, dan di Dukuh Kebonsari ada satu ekor. Sapi-sapi mati begitu saja tanpa ada gejala sebelumnya.

“Jadi sapi itu kejang-kejang kemudian mati. Ada yang saat kejang-kejang itu kemudian langsung disembelih dan dagingnya dijual. Kematian tujuh ekor itu ada yang matinya sudah sebulan lalu satu ekor dan yang lainnya dalam sepekan terakhir. Saya mendapatkan informasi sapi mati kemudian laporan ke Pak Camat. Kemudian dari Pak Camat melanjutkan ke dinas,” ujar Ladiyo.

Pada Selasa siang, tim DKP3 Sragen turun ke Kacangan untuk mengambil sampel tanah di kandang sapi yang mati. Ladiyo menyebut ada dua ekor sapi yang mati pada Senin kemarin, satu ekor dismebelih dan satu ekor lainnya dibeli jagal.

Sejauh ini belum ada informasi dari DKP3 soal penyebab maupun mengantisipasi agar kejadian serupa tak terulang. “Sapi yang mati itu rata-rata sudah sudah dewasa, bahkan ada yang indukan. Salah satu indukan yang sedang bunting juga tiba-tiba mati. Sapi-sapi yang mati itu kalau dijual harganya di atas Rp10 juta per ekor,” ujarnya.

Kepala DKP3 Sragen, Eka Rini Mumpuni Titi Lestari, saat dihubungi Solopos.com membenarkan sudah mendapat laporan adanya kasus kematian tujuh ekor sapi di Sumberlawang. “Kami belum mengetahui indikasinya. [Apa mengarah ke anthraks?] Belum bisa dipastikan, menunggi hasil laboratorium dulu,” jelasnya.

Eka menyatakan tim DKP3 Sragen akan melakukan pengobatan untuk pencegahan penyakit hewan di lokasi termpat terjadinya kasus. Selain pengobatan massal, Eka mengatakan DKP3 juga akan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga setempat terkait dengan penyakit zoonosis atau penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya