SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

MENGIKUTI PELAJARAN- Bayu Nur Iswahyudi, Teguh Candra Setiawan, Risma Syefira Yuliana, dan Leni Isnawati (empat deret di depan) dari SD Srunen, Dusun Gading, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, DIY mengikuti proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas1 SD1 Balerante, Rabu (26/10). (JIBI/SOLOPOS/Taufiq Sidik)

Kemalang (Solopos.com)--Sebanyak tujuh siswa SD Srunen, Dusun Gading, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, DIY, mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di SD1 Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten. Mereka dititipkan oleh walimurid sejak dua pekan lalu.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ketujuh siswa tersebut yakni Risma Syefira Yuliana, Leni Isnawati, Teguh Candra Setiawan dan Bayu Nur Iswahyudi yang duduk di kelas1, Riskiyana belajar di kelas2 serta Yudha Valentino dan Arif Vianto siswa kelas 4. Menurut Kepala Sekolah SD1 Balerante, Harinto, mengatakan status mereka untuk sementara waktu masih sebagai siswa titipan.

Hal tersebut lantaran walimurid ketujuh siswa belum menyertakan surat pindah resmi dari Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman.

“Walimurid mendatangi sekolah untuk menitipkan anak mereka belajar disini. Sepertinya karena jarak sekolah yang lebih dekat sekitar 200 meter dari rumah mereka dibandingkan harus sekolah di shelter,” jelas Harinto saat ditemui wartawan, Rabu (26/10/2011), di ruang kerjanya.

Ditegaskan Harinto, pihaknya akan menerima ketujuh siswa itu sebagai murid SD1 Balerante jika sudah ada surat pindah secara resmi. Sekolah, tambahnya, tidak dapat menerima ketujuh siswa tersebut untuk selamanya sebagai murid di sekolah yang dipimpinnya.

Ketujuh siswa akan bermasalah saat proses kenaikan sekolah dilaksanakan. “Saat proses kenaikan sekolah kami tidak dapat mengeluarkan rapor untuk mereka. Saya mengimbau agar walimurid yang memang berkenan anaknya sekolah disini untuk segera mengurus surat pindah,” jelasnya,

Lebih lanjut, Harinto, menuturkan akan selalu mengingatkan ketujuh walimurid untuk segera membuat surat pindah. Jika surat pindah tidak dibuat hingga ujian semester mendatang, pihaknya terpaksa mengembalikan mereka ke walimurid.

“Setiap saat anak akan saya pesan untuk bilang kepada orangtua agar secepatnya membuat surat pindah,” ungkapnya.

Di sisi lain, selama proses KBM berlangsung, tidak ada perlakuan khusus bagi tujuh siswa tersebut. Mereka mengikuti pelajaran sama seperti siswa lainnya.

Sementara itu, Harinto menjelaskan SD1 Balerante masih dapat menerima 50-60 siswa. Namun, ada keterbatasan fasilitas penunjang, seperti meja dan kursi yang rusak lantaran termakan usia.

“Siswa disini ada sekitar 110 anak. Kemarin ada permintaan akan titip 100 anak. Tetapi kami tidak sanggup. Karena terbatas fasilitas,” jelasnya.

(m103)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya