Soloraya
Rabu, 29 Agustus 2012 - 14:00 WIB

7 Waduk Mengering, Ribuan Hektare Padi Terancam

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Waduk Ketro mengering. (ilustrasi/Ponco Suseno/dok/Espos)

Waduk Ketro mengering. (ilustrasi/Ponco Suseno/dok/Espos)

SRAGEN—Sebanyak tujuh waduk yang terletak di empat kecamatan di Bumi Sukowati mengering pada pekan keempat Agustus ini lantaran kemarau panjang. Ribuan hektare tanaman padi di bawah pelayanan tujuh waduk itu terancam gagal panen.

Advertisement

Dinas Pertanian (Dispertan) Pemkab Sragen mulai menginventarisasi jumlah tanaman padi yang terancam gagal panen pada kemarau tahun ini. Kasi Operasi, Pemeliharaan dan Pemberdayaan Pengairan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen, Subagiyono, kepada Solopos.com, Rabu (29/8/2012), mengungkapkan ketujuh waduk tersebut terdiri atas Waduk Ketro, Gebyar, Kembangan, Blimbing, Botok, Brambang dan Gembong. Tiga waduk di antaranya mengelami pengeringan lebih awal, yakni Waduk Botok, Brambangan dan Gembong karena sedimentasinya cukup tinggi.

“Kendati tujuh waduk itu sudah kering, namun air dari bendungan sungai masih mampu mengairi areal tanaman padi di bawah pelayanan tujuh waduk itu. Kami menggunakan sistem gilir dalam pembagian air irigasi ke ribuan hektare tanaman padi yang ada,” ujar Subagiyono mewakili Kabid Pengairan DPU Sragen, Asy’ari.

Menurut dia, para petani juga memanfaatkan aliran Dam Colo Timur untuk antisipasi ancaman gagal panen pada tanaman padi. Dalam distribusi air irigasi di Dam Colo Timur pun, jelas dia, juga dilaksanakan secara bergilir untuk menghemat air. Selain dua langkah itu, kata dia, petani diharapkan bisa memanfaatkan sumur pantek yang masih ada airnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif