Soloraya
Senin, 17 September 2018 - 12:15 WIB

71 Persen Sampah Boyolali Belum Tertangani

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, BOYOLALI</strong> — Penanganan <a href="http://viral.solopos.com/read/20180806/486/932297/buang-sampah-di-sungai-boyolali-didoakan-mati" title="http://viral.solopos.com/read/20180806/486/932297/buang-sampah-di-sungai-boyolali-didoakan-mati">sampah</a> di Boyolali masih menyisakan 71% dari 167 ton sampah yang belum dikelola per hari.</p><p>Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali, produksi sampah di kabupaten yang dikenal dengan sebutan Kota Susu ini dalam sehari mencapai 234 ton/hari. Angka itu merupakan estimasi hasil survei di mana setiap orang menghasilkan sampah 0,24 kg/hari, sedangkan jumlah penduduk Boyolali 947.579 jiwa.</p><p>Sementara itu, sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Winong di Kecamatan Boyolali Kota rata-rata 58 ton/hari. Sedangkan pengurangan sampah melalui 3R (<em>reuse, reduce, and recycle</em>) sekitar 9 ton/hari (2,28%).</p><p>&ldquo;Berdasarkan estimasi tersebut, artinya <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180722/492/929490/sampah-berserakan-di-sekitar-asrama-haji-boyolali-bikin-risih" title="Sampah Berserakan di Sekitar Asrama Haji Boyolali Bikin Risih">sampah</a> yang belum tertangani sekitar 167 ton/hari atau 71%,&rdquo; ujar Kepala DLH Boyolali Totok Eko Y.P. seusai acara bersih-bersih dalam World Clean Up Day yang dipusatkan di Pasar Sunggingan, Boyolali, Sabtu (15/9/2018).</p><p>Menurut Totok, sebagian besar sampah ini bersumber dari permukiman, perdagangan, lokasi pariwisata, dan lain-lain. Komposisi sampah terbesar adalah sampah organik 51,88%, disusul sampah plastik 20,13%, sampah kertas, 12,82 %, sisanya logam, karet, kain, kayu, kaca, dan lain-lain.</p><p>Di sisi lain, TPA Winong yang merupakan satu-satunya TPA di Boyolali seluas 3,7 ha pelayanannya masih sangat terbatas untuk sampah dari Boyolali kota dan sekitarnya. Selain itu TPA Winong juga sudah overload.</p><p>Totok menambahkan upaya pengelolaan sampah di Boyolali antara lain pengembangan tempat pembuangan sampah sementara (TPS) 3R di seluruh wilayah kecamatan. Hingga saat ini baru 4 TPS 3R yang berjalan yakni di Desa Doplang dan Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Desa Jeron, Kecamatan Nogosari, dan Desa Dibal di Kecamatan Ngemplak.</p><p>Selain itu, Boyolali juga memiliki 32 bank <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180815/492/934482/warga-boyolali-ubah-sampah-plastik-jadi-bbm-cair" title="Warga Boyolali Ubah Sampah Plastik Jadi BBM Cair">sampah</a> yang tersebar di beberapa wilayah. Sementara itu, dalam World Clean Up Day yang dicanangkan pemerintah, Boyolali juga berpartisipasi dengan menggelar bersih-bersih/pungut sampah di beberapa tempat dengan melibatkan komunitas dan sukarelawan.</p><p>&ldquo;Dengan mengerahkan berbagai komunitas di Boyolali, untuk bergotong-royong dan melakukan aksi bersi-bersih, kita dapat meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa kebersihan kota adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya petugas kebersihan atau pemulung,&rdquo; ujarnya.</p><p>Melalui kegiatan ini pula diharapkan masyarakat Boyolali bisa lebih menyadari betapa merugikannya membuang sampah sembarangan, serta menanamkan kepedulian terhadap pentingnya proses 3R.</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif