SOLOPOS.COM - Ilustrasi kecelakaan lalu lintas. (Freepik).

Solopos.com, BOYOLALI — Delapan orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di jalanan wilayah Kabupaten Boyolali dalam dua bulan, Januari-Februari 2023. Data juga menyebutkan selama dua bulan ada 211 kejadian kecelakaan lalu lintas di Kota Susu.

Kapolres Boyolali, AKBP Petrus Parningotan Silalahi, melalui Kasat Lantas Polres Boyolali, AKP Herdi Pratama, mengungkapkan selain ada delapan orang meninggal, korban kecelakaan ada dua orang luka berat dan 147 orang luka ringan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Pada 2021 terdapat 838 kejadian sedangkan pada 2022 terdapat 1.257 kejadian. Terjadi kenaikan karena kita semua tahu pada 2021 banyak masyarakat yang masih melakukan kegiatan di rumah,” jelasnya kepada Solopos.com, Jumat (3/3/2023).

Pada 2021 terdapat 74 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di Boyolali. Pada 2022 terjadi penurunan menjadi 55 orang meninggal. Kemudian, untuk luka berat terjadi peningkatan, pada 2021 ada 13 orang sedangkan pada 2022 terdapat 27 korban.

Herdi mengungkapkan meningkatkan jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polres Boyolali karena beberapa faktor. Pertama karena pada 2022, terutama pada semester II, kegiatan masyarakat sudah hampir berjalan normal sehingga terjadi peningkatan arus lalu lintas di jalan yang menambah tinggi risiko kecelakaan lalu lintas.

“Kemudian ada faktor manusia yang menyebabkan lakalantas, seperti kurang tertib berlalu lintas dan juga melanggar batas kecepatan,” jelasnya.

Lalu, penyebab kecelakaan lain adalah faktor alam. Herdi menyebut kontur wilayah Boyolali yang berada di lereng gunung. Ada juga faktor cuaca dan faktor kendaraan yang perlu dicek kelayakannya. Kondisi kendaraan yang prima, jelas Herdi, dapat mencegah potensi lakalantas.

Ia mengungkapkan tidak ada korban kecelakaan lalu lintas baik meninggal ataupun terluka yang diakibatkan jalan rusak di Boyolali. Menurutnya, ketiadaan korban kecelakaan karena jalan rusak karena instansi terkait bergerak cepat (gercep) memperbaiki jalan.

“Apabila ditemukan jalan rusak, kami dari Satlantas Polres Boyolali langsung berkoordinasi dengan pihak terkait agar segera memperbaiki sehingga tidak menyebabkan laka lantas,” ujarnya.

Mengenai lokasi paling rawan kecelakaan lalu lintas di Boyolali, Herdi menyebut jalan tol dan jalan Solo-Semarang wilayah Ampel. “Yang di tol karena faktor manusia seperti lelah atau overspeeding. Jadi melaju melebihi batas kecepatan,” ujarnya.

Sedangkan lakalantas di jalan Solo-Semarang wilayah Ampel karena jalannya tanjakan dan berkelok membuat pandangan pengemudi ke depan kurang bebas.

Untuk menekan angka lakalantas, Satlantas Polres Boyolali telah membuat papan imbauan berupa banner atau spanduk sepanjang jalan arteri khususnya di daerah-daerah rawan kecelakaan.

Satlantas juga menyosialisasikan kepada seluruh elemen masyarakat untuk terus berhati-hati baik secara langsung, media elektronik, dan media cetak.

“Kami beri imbauan atau pendidikan lalu lintas sejak dini, seperti mengajak anak-anak TK untuk mengenal lalu lintas yang baik dan lalu lintas yang berkeselamatan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya