SOLOPOS.COM - Situasi Keraton Solo seusai keributan pada Jumat (23/12/2022) malam. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Jumlah korban luka akibat keributan di Keraton Solo pada Jumat (23/2/2022) malam mencapai delapan orang. Mereka mengalami berbagai luka fisik sehingga mesti mendapat perawatan medis. Satu orang di antaranya diketahui mengalami patah tulang hidung.

Korban luka dari pihak Paku Buwono (PB) XIII, menurut Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, KP Dani Nur Adiningrat, ada enam orang. Mereka langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Namun pada Minggu (25/12/2022), sebagian dari mereka sudah dibolehkan pulang atau menjalani rawat jalan. Sedangkan sebagian yang lain masih menjalani rawat inap atau opname di rumah sakit karena belum sembuh.

Salah satu korban luka dalam keributan di Keraton Solo masih menunggu operasi dikarenakan mengalami patah tulang hidung. “Sebagian sudah pulang. Tapi berapanya belum saya cek. Yang pasti ada satu yang menunggu operasi,” ujar Dani kepada Solopos.com, Minggu.

Dani mengatakan masih menunggu para korban sembuh dulu sebelum memutuskan membawa kasus itu ke ranah hukum atau tidak. Tapi yang jelas menurut dia bukti-bukti terjadinya tindak kekerasan itu sudah dikumpulkan.

Baca Juga: Konflik Keraton Solo, Polresta Solo akan Undang Pihak yang Bertikai Pekan Ini

Dani menjelaskan selain enam orang luka yang dirawat di rumah sakit, ada beberapa orang yang mengalami luka ringan dan shock. “Ada traumatik abdi dalem sepuh yang bekerja di dapur. Ini akan bertahan lama,” sesalnya.

Ajakan Menghormati PB XIII

Dani menyerukan agar pihak-pihak terkait tidak mengedepankan tindak kekerasan dalam penyelesaian masalah di Keraton Solo. Dia mengajak semua pihak menghormati PB XIII selaku Raja Keraton Solo.

“Tolong dong jangan penyelesaiannya dengan kekerasan. Ini Keraton ada rajanya, ada Sinuhun-nya, hormati beliau sebagai raja, sebagai keluarga, sebagai orang tua, sebagai kakak. Keraton ada aturan, ada adat,” katanya.

Baca Juga: Keributan di Keraton Solo, Kapolresta Dorong Mediasi dan Komunikasi

Sementara itu, Ketua Eksekutif Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo, KP Eddy S Wirabhumi, sebelumnya menuturkan keributan pada Jumat malam membuat BRM Yudistira mengalami luka-luka akibat dipukul beberapa orang.

Keributan itu sendiri menurutnya terjadi ketika tiba-tiba 50-an orang datang dan memaksa menutup pintu Keraton Solo, termasuk pintu yang menjadi akses Keputren. Dia tak menyebut pasti dari mana asal 50 orang tersebut.

Eddy hanya menyebut mereka diduga dari pihak “sana”. Mereka berjumlah 50 orang lebih memaksa menutup pintu. Saat itu BRM Yudistira dan seorang cucu PB XIII memberi perlawanan hingga Yudistira luka karena dipukuli.

Baca Juga: Keributan di Keraton Solo Versi Perwakilan PB XIII: Abdi Dalem Diserang

Menurut Eddy, luka juga dialami GRAy Devi Lelyana Dewi di tangannya diduga akibat keributan malam itu. Pada malam itu juga Devi melakukan visum ke rumah sakit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya