Magdalena Naviriana Putri / Kaled Hasby Ashshidiqy | SOLOPOS.com
SOLOPOS.COM - Tim gabungan memberikan pembinaan terhadap pengemis gelandangan dan orang terlantar (PGOT) yang terjaring razia di wilayah Kartasura, Rabu (13/9/2023). (Istimewa)
Solopos.com, SUKOHARJO — Satpol PP Kabupaten Sukoharjo bersama polisi dan aparat TNI melakukan razia pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT) plus manusia silver dan anak jalananan di wilayah Kartasura pada Rabu (13/9/2023).
Razia ini dilakukan setelah Satpol PP mendapat banyak keluhan dari masyarakat soal keberadaan anak punk dan manusia silver tersebut. Mereka biasanya mengamen di perempatan atau pertigaan yang bisa mengganggu pengguna jalan.
Hasilnya, delapan anak punk dan manusia silver terjaring razia. “Mereka beberapa kali berulah bahkan sampai mengganggu ketertiban umum,” jelas Kasi Trantib Satpol PP Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Yanu Joko Asmono.
Beberapa lokasi yang jadi sasaran razia di antaranya di Jl. Ahmad Yani, simpang tiga kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), dan simpang empat Gembongan. “Kegiatan difokuskan di wilayah Kartasura. Diawali dengan petugas berpakaian preman mendahului untuk melakukan pemantauan di beberapa titik lampu merah,” terangnya.
Dari lima sasaran operasi, tim gabungan berhasil menjaring 3 manusia silver dan 4 anak punk di simpang tiga kampus UMS. Satu orang di antaranya perempuan.
“Kemudian di traffic light Kartasura ditangkap dua laki-laki PGOT, terdiri pengamen dan peminta-minta dengan modus membersihkan kaca mobil menggunakan kemoceng,” terang Yanu.
Setelah dibawa ke Kantor Kecamatan Kartasura, mereka mendapat pembinaan dari petugas. Mereka juga mendapat sanksi fisik push up dan yang rambutnya gondrong dicukur.
“Sebagai upaya pencegahan dan efek jera, kami meminta mereka menulis surat pernyataan agar tidak mengulangi kegiatan di jalan lagi,” imbuh Yanu.