SOLOPOS.COM - Siswa SMKN 2 Wonogiri membuat alat pengukur suhu badan atau termometer tembak (thermogun) di sekolah tersebut, Jumat (27/3/2020). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak 80% lulusan SMK di Wonogiri langsung terserap ke dunia kerja. Mereka bekerja di berbagai sektor industri seperti pariwisata, ritel, dan manufaktur.

Tidak hanya di Indonesia, mereka juga tersalurkan ke industri di luar negeri seperti Jepang dan Malaysia. Tingginya serapan kerja itu dinilai yang menjadi alasan minat lulusan SMP/MTs sangat tinggi untuk masuk SMK. 

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Sebagaimana diketahui Berdasarkan Data Pokok Pendidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pada tahun ajaran 2022/2023, jumlah SMA di Wonogiri sebanyak 22 sekolah dengan total jumlah siswa sejumlah 11.180 anak. 

Sedangkan jumlah SMK di Wonogiri sebanyak 46 sekolah dengan total jumlah siswa sebanyak 20.846 anak. Data tersebut menunjukkan dari total siswa SMK dan SMA yang sejumlah 32.026 anak, sebanyak 65% di antaranya bersekolah di SMK. 

Ketua Bursa Kerja Khusus (BKK) SMKN 1 Puhpelem Wonogiri, Heri Setyoko, mengatakan SMK di wilayah timur Wonogiri itu setiap tahun melepas sekitar 170 lulusan. Dari jumlah tersebut sekitar 80% lulusan langsung terserap kerja ke berbagai sektor industri.

SMK tersebut memiliki dua jurusan Teknik Otomotif dan Pemasaran. Dengan dua jurusan itu, lulusan SMKN 1 Puhpelem lebih banyak bekerja di sektor industri manufaktur otomotif dan elektronik.

Selain itu bekerja di industri retail seperti toko-toko swalayan modern. Di industri manufaktur lulusan SMK itu pada umumnya bekerja sebagai operator produksi. Sedangkan di industri ritel banyak yang bekerja di bidang pemasaran.

Program Penyiapan Kuliah

“Hanya lima persen lulusan SMK di sini yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sisanya lagi, biasanya berwirausaha. Mereka memilih sekolah di SMK dibandingkan SMA memang karena orientasinya untuk bekerja,” kata Yoko kepada Solopos.com, Rabu (12/7/2023).

Dia melanjutkan di SMKN 1 Puhpelem, selain menyiapkan siswanya untuk terjun ke dunia kerja, juga ada program untuk penyiapan siswa yang akan melanjutkan kuliah. Tetapi program itu sangat sedikit peminatnya, yaitu hanya 5% dari total 500-an siswa.

Hal itu menandakan memang banyak siswa yang tidak berniat untuk kuliah setelah lulus, melainkan langsung bekerja. Ketua BKK SMKN 2 Wonogiri, Veronika, mengungkapkan hal serupa.

Sekitar 80%-90% dari 570 lulusan SMK Negeri 2 Wonogiri terserap kerja begitu mereka lulus. SMKN 2 Wonogiri memiliki empat jurusan meliputi Teknik Mesin, Otomotif, Elektronika, dan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan.

Dengan jurusan seperti itu, sebagian besar dari lulusan itu bekerja di sektor industri manufaktur seperti produksi alat-alat otomotif. Selain itu bekerja di sektor pertambangan. 

“Kalau manufaktur, banyak yang ditempatkan di kawasan industri kayak Cikarang, Karawang, dan sekitarnya. Ada juga yang magang di Jepang selama tiga tahun setelah lulus,” ujarnya. 

Perhotelan dan Pariwisata

Vero menjelaskan dalam menyiapkan tenaga kerja, selain siswa belajar sesuai dengan jurusan masing-masing, sekolah juga menciptakan lingkungan yang disesuaikan dengan lingkungan kerja. Misalnya dengan menyediakan jalan hijau, wajib menjalankan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja saat praktik, dan disiplin. 

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah SMKN 1 Pracimantoro, Bambang, dibandingkan industri manufaktur, lulusan SMK Negeri 1 Pracimantoro, Wonogiri, banyak yang terserap kerja di sektor pariwisata dan ritel. Hal itu karena jurusan yang diunggulkan di SMK itu memang berkorelasi dengan sektor pariwisata, yaitu Perhotelan dan Kuliner. 

“Sebanyak 80% lulusan sini itu langsung bekerja, banyak di sektor pariwisata seperti perhotelan dan resto di Solo, Yogyakarta, dan kota-kota besar lain. Sebagian lagi di sektor titel, biasanya itu lulusan Akuntansi. Kalau jurusan teknik jaringan komputer ada yang bekerja di instrumen manufaktur elektronik di Malaysia,” kata Bambang.

Menurut Bambang, banyak lulusan SMP/MTs di Wonogiri yang melanjutkan ke SMK karena memang lulusan SMK di Wonogiri cukup terserap dengan baik di dunia kerja. Kondisi itu mendorong masyarakat Wonogiri, khususnya kelas menengah, lebih berminat bersekolah di SMK karena kurang mampu untuk membiayai kuliah.

“Kalau mau kuliah, biasanya mereka harus bekerja dulu. Jadi kuliah itu pakai biaya sendiri,”imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya