SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanggap bencana banjir. (Freepik)

Solopos.com, BOYOLALI — Total bencana alam di Kabupaten Boyolali berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali mencapai 86 kejadian.

Berdasarkan data mulai Januari – Agustus pada 2022, jumlah paling banyak yakni bencana alam lainnya, disusul tanah longsor mencapai 24, disusul banjir mencapai 11, dan angin puting beliung sebanyak 20.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sementara, bencana alam di Kabupaten Boyolali pada tahun sebelumnya sebanyak 95 kejadian.

Paling banyak yakni tanah longsor sekitar 33 kejadian, banjir sebanyak 16 kejadian, angin puting beliung 12 kejadian, pohon tumbang sebanyak 14 kejadian, rumah roboh 11 kejadian, erupsi gunung sebanyak 3 kejadian, disusul kebakaran, geologi, dan laka air.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Widodo Munir, mengingatkan kepada warga agar senantiasa waspada dan siaga terhadap ancaman-ancaman bencana, seperti banjir, tanah longsor, angin ribut, dan bencana lainnya yang tidak terduga.

Baca juga: BNPB Catat Kejadian Tanah Longsor di Kabupaten Garut Lebih Tinggi dari Banjir

Apalagi saat ini sudah memasuki masa peralihan musim.

Widodo mengatakan puncak musim penghujan di Boyolali diprediksi akan terjadi pada Desember 2022 – Januari 2023. Masyarakat tetap harus melakukan langkah-langkah antisipasi dan kesiapsiagaan terhadap musim hujan 2022-2023.

“Langkah-langkah yang harus diambil, Pertama, melakukan penebangan pohon di sekitar rumah yang berpotensi menimpa rumah apabila terjadi angin kencang. Kedua, instansi pendidikan mengecek kembali bangunan sekolahnya apabila ada yang lapuk segera melakukan antisipasi, misalnya pindah ke ruangan lain,” ucap dia kepada Solopos.com di kantor BPBD, Senin (10/10/2022).

Kemudian masyarakat sudah semestinya sadar untuk melakukan pengelolaan sampah seperti memilah dan membuang sampah secara benar. Karena, kata Widodo, sebagian besar banjir di Boyolali bukan banjir yang disebabkan aliran sungai, tetapi karena air hujan yang mengalir ke drainase kemudian tersumbat oleh sampah. Sehingga air meluap ke jalan dan permukiman.

Baca Juga: Keren! Festival Layang-Layang Desa Duwet Jadi Ikon Wisata Baru di Boyolali

Warga juga diimbau BPBD agar bersiap siaga mengecek lingkungannya yang berpotensi mengalami tanah longsor, seperti menghindari tinggal area yang dekat tebing atau lokasi rawan rekahan tanah.

Beberapa waktu terakhir, Widodo mengatakan cukup sering ada angin kencang yang mengakibatkan pohon-pohon tumbang di jalan. Misalnya pohon yang tumbang di jalur arteri Boyolali, tepatnya di Desa Kuwiran, Kecamatan Banyudono, pada Sabtu (8/10/2022).

“Kami bersama relawan, dan masyarakat setempat. Alat-alat seperti gergaji sudah kami siapkan. Alhamdulillah kemarin dalam waktu yang tidak lama semuanya bisa teratasi, sehingga tidak mengganggu jalan,” ucap dia.

Lebih lanjut, Widodo menjelaskan pohon tersebut tumbang pada sore hari saat hujan deras mengguyur. Waktu evakuasi pohon tumbang yang menghambat di Jalan Raya Solo-Semarang jalur utara itu cukup memakan waktu 15 menit.

Widodo menerangkan kondisi saat itu masih bisa diatur dengan pengalihan buka tutup jalan.

Baca Juga: Jalur Arteri di Boyolali Rawan Laka lantas, Polisi Pasang 108 Rambu

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya