SOLOPOS.COM - Kondisi Sungai Mlese di Dukuh Jatirogo, Desa Ringinputih, Kecamatan Karangdowo, Klaten, cukup deras, Jumat (3/2/2017). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Sekolah sungai ingin mewujudkan sungai bebas dari sampah.

Solopos.com, KLATEN – Sekolah Sungai Klaten merangkul seluruh elemen masyarakat di Klaten agar proaktif membersihkan sungai.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dengan demikian pada 2045 nanti, sebanyak 86 sungai di Kabupaten Bersinar diharapkan dapat bersih dan terbebas dari sampah.

Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU dan PR) Klaten sekaligus Sekretaris Sekolah Sungai Klaten, Pramana Agus Wijanarka, mengatakan selama ini, ratusan elemen masyarakat dan sukarelawantelah mengikuti program Sekolah Sungai Klaten.

“Di Klaten ini ada 86 sungai. Sungai besar berkisar 15-20 sungai. Sedangkan, sisanya tergolong sungai nonbesar. Dari jumlah sungai itu, yang gencar dibersihkan baru sepertiganya. Rata-rata sungai di perkotaan dan sungai yang rawan banjir, seperti di aliran Sungai Dengkeng. Melalui Sekolah Sungai Klaten, kami mematok target seluruh sungai di Klaten dapat bersih di tahun 2045,” kata dia saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (9/3/2017).

Pramana Agus Wijanarka mengatakan semangat membentuk Sekolah Sungai Klaten bermula dari tingginya antusiasme warga di Kabupaten Bersinar untuk terlibat bersih-bersih sungai pertengahan Februari 2016. Waktu itu, ribuan warga membersihkan sejumlah sungai serentak di kawasan perkotaan.

“Dalam perkembangannya, kami menyadari sungai itu tak hanya dibersihkan. Tapi, perlu dijaga dan dirawat kelestarian ekosistem dan kondisi fisiknya. Makanya, dibentuk Sekolah Sungai Klaten dengan mentor dari UGM. Sekolah Sungai Klaten itu sudah dilangsungkan dua kali dengan peserta ratusan orang,” katanya.

Melalui Sekolah Sungai Klaten, lanjut Pramana Agus Wijanarka, seluruh masyarakat di Klaten diharapkan menyadari arti pentingnya keberadaan sungai. Selama dikelola dengan baik, sungai dapat menjadi saluran irigasi dan objek wisata.

“Memang tidak mudah mengajak masyarakat agar tak membuang sampah sembarangan di sungai. Tapi, hal ini perlu dicoba. Kami optimistis dapat memenuhi target di tahun 2045,” ungkap Pramana.

Dia menilai respons masyarakat sudah baik dengan munculnya beberapa komunitas yang peduli dengan kebersihan sungai. “Di samping itu, ada desa yang sudah menyusun peraturan desa (perdes) yang mengatur larangan membuang sampah di sungai, seperti di Pandes Kecamatan Wedi,” katanya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Jaka Sawaldi, mengatakan Sekolah Sungai Klaten kali pertama muncul di kawasan Soloraya. Sekolah Sungai Klaten bertujuan untuk mengembalikan fungsi sungai.

“Selain itu, ada pelatihan juga terkait gerakan pengurangan risiko bencana, seperti banjir,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya