SOLOPOS.COM - Pekerja membuat kerangka kios saat penataan di pasar Darurat Jongke, Senin (3/4/2023). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, SOLO–Para pedagang Pasar Jongke diimbau agar mulai pindah ke pasar darurat sejak Minggu (2/4/2023). Dalam kurun satu pekan, mereka harus segera menempati pasar darurat yang berlokasi di Lapangan Jegon.

Pantauan Solopos.com pada Senin (3/4/2023), para pedagang Pasar Jongke mulai melakukan penataan di tempat barunya. Salah satu pedagang yang tengah di lokasi pasar darurat, Sri Handayani mendapat jatah satu unit los dan satu unit oprokan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Lokasi los milik perempuan yang akrab disapa Nanik itu berada di tengah pasar. Nanik mengaku seorang penjual tahu di pasar sebelumnya. Luas satu unit losnya diperkirakan sekitar 1,5 meter x 2 meter.

Persiapan Nanik sebagai penjual tahu di pasar cukup mudah dibandingkan dengan mereka yang berjualan kelontong. Nanik cukup mengusung satu kursi dan satu meja terbuka di lokasinya jualan.

“Kalau los kelontong itu mereka buat penutup warung mandiri, yang lebih banyak persiapan mereka [pemilik kelontong],” ucap dia.

Nanik akan jualan tahu bersama sekitar 20 pedagang tahu lainnya di lokasi los pasar darurat. Sementara los di sampingnya akan digunakan para penjual daging dan ikan. Ada pun los yang lainnya seperti pakaian dan kelontong kurang dekat dengan lokasinya. Pengelompolkan tersebut dikatakan sebagai wujud sistem zonasi di pasar darurat.

“Kelontong semuanya ada di pojok [sisi barat daya] sana,” kata dia.

Ia juga mengaku beruntung dapat lokasi yang cukup strategis, baik untuk los maupun oprokan. Losnya tersebut berada di jalur pintu masuk utama pasar yang direncanakan dari selatan pasar. Kemudian oprokannya di sisi tenggara pasar dekat dengan kamar mandi.

“Malah bagus dekat dengan kamar mandi, soalnya saya sering kebelet buang air kecil,” ucapnya sambil berkelakar.

Nanik mengaku pasar darurat akan ditempati sekitar satu tahun lamanya. Ia berencana membuka usaha jualan tahu di pasar darurat pada Senin depan (10/4/2023).

Dari pantauan, sisi paling luar pasar darurat tersebut diperuntukkan bagi para pedagang oprokan. Mereka difasilitasi rabat beton tanpa dilengkapi atap penutup.

Di lapisan kedua, ada kios-kios yang mengelilingi pasar. Kios tersebut sudah dibuatkan semacam bangunan warung dari triplek.

Sementara lapisan ketiga sebagai lokasi paling tengah terdapat lapak model los. Lapak ini belum dilengkapi penutup seperti kios. Namun, sudah ada atap penutup di atasnya. Sehingga tidak akan basah saat hujan tiba

Kebanyakan persiapan dilakukan oleh para pedagang yang memiliki los pasar. Karena sejumlah pemilik los ingin mendesain losnya seperti kios agar aman dan tertutup. Mulai dari pemasangan papan kayu, triplek, maupun teralis di lokasi los yang ditempati.

Lalu untuk pintu masuk utama pasar ada di utara, keluarnya ke sisi selatan. Namun, para pengunjung pasar tidak perlu khawatir atau bingung, karena akses masuk ke pasar juga dibuka lewat sisi timur maupun sisi barat pasar.

Di pasar, ada fasilitas berupa kamar mandi. tidak menjumpai adanya musala. Solopos.com pun tidak mengetahui lokasi parkir untuk pastinya, namun masih ada sepetak lahan kosong di sisi barat pasar yang kemungkinan bisa untuk lahan parkir.

Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo, Heru Sunardi, memberikan konfirmasi para pedagang pasar Jongke akan pindah saat Ramadan atau bulan puasa ini. Para pedagang tidak menggelar prosesi apapun saat melakukan pindahan ke pasar darurat.

“Tidak dikemas dalam bentuk kirab budaya pedagang,” ucap dia saat dihubungi Solopos.com, Kamis (29/3/2023).

Saat ditanya terkait konsep penataan pasar, Heru menjelaskan para pedagang di pasar darurat akan berdagang sesuai zona masing masing. Misalkan pedagang sayur di zona sayuran, pedagang daging di zona daging, dan lainnya.

Heru menyebutkan ada total 84 unit kios, 867 unit los, dan oprokan 190 unit. Masing-masing jenis lapak pedagang memiliki ukuran yang berbeda.

Mengenai ukuran, lapak model kios paling besar berukuran 18 meter persegi dan paling sempit enam meter persegi. Kemudian, lapak model loss paling luas berukuran 15 meter persegi dan paling sempit dua meter persegi. Sementara paling kecil lapak model oprokan namun disebutkan ukuran pastinya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya