Solopos.com, SOLO — Masjid Raya Sheikh Zayed menjadi salah satu destinasi wisata religi baru yang digadang-gadang bakal menjadi magnet wisatawan ke Kota Solo.
Tak perlu jauh-jauh bepergian ke Timur Tengah, wisatawan bisa menikmati kemegahan dan sensasi masjid Timur Tengah secara langsung di Kota Solo. Berikut 9 fakta menarik Masjid Raya Sheikh Zayed Solo:
Sejumlah imam dan muazin di Masjid Raya Sheikh Zayed berasal dari Uni Emirat Arab. Menurut Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, ada lima imam besar dari Uni Emirat Arab yang akan pimpin salat berjemaah saat Ramadan.
Sementara, saat salat jumat pertama pada (3/3/2023), tokoh muazin dan imam di masjid adalah Sheikh Dr. Ahmed Alkamali dan Sheikh Mohammed Moaad.
Sementara, saat salat jumat pertama pada (3/3/2023), tokoh muazin dan imam di masjid adalah Sheikh Dr. Ahmed Alkamali dan Sheikh Mohammed Moaad.
Meski disebut replika Sheikh Zayed Grand Mosque, desain masjid masih memadukan nuansa lokal. Salah satunya pelataran di serambi masjid yang mengukirkan motif batik kawung.
Motif batik juga membalut karpet pada lantai utama bangunan masjid, dikombinasikan dengan desain geometris arabesque di bagian tengah.
Masjid Raya Sheikh Zayed Solo mempunyai 606 keran untuk wudu. Khusus untuk putri, tempat wudu tersebut berada di basement.
Sementara untuk putra, ada tempat wudu yang di basement dan ada pula yang di sisi selatan masjid dekat kawasan parkir.
Seluruh material lantai dan sebagian dinding masjid agung Sheikh Zayed didatangkan dari Italia. Marmer ini didatangkan bertahap, pertama ke Jakarta baru kemudian diangkut melalui jalur darat ke solo setelah melalui proses fabrikasi.
Lokasi masjid berhadap-hadapan dengan Gereja Sola Gratia di Jalan Mentawai. Gereja Sola Gratia tepat berada di seberang jalan, timur gapura utama masjid. Dua bangunan ibadah ini menjadi potret simpul toleransi beragama di Kota Solo.
Masjid dibangun di atas lahan seluas 26.581 meter persegi dengan luasan bangunan masjid mencapai 7.814 meter persegi. mengutip dari Tabloid Solo Berseri edisi IV, bangunan masjid dengan dua lantai ini mampu menampung 10.000 jemaah.
Masjid ini merupakan hibah dari putra mahkota Uni Emirat Arab, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan untuk Presiden Joko Widodo. Didapuk sebagai masjid persahabatan, Munajat selaku pengurus masjid mengatakan konsep pengembangan Masjid Raya Sheikh Zayed menekankan cross culture communication atau komunikasi lintas budaya.
Masjid resmi dibuka untuk umum pada Rabu (1/3/2023), ditandai dengan Salat Subuh berjemaah yang dihadiri langsung Wakil Presiden Indonesia, K.H. Ma’ruf Amin. Salat Subuh berjemaah diimami oleh ulama asal Persatuan Emirat Arab (PEA), Sheikh Mohammed Muaad Al Mahri.
Masjid Zayed dibangun di atas tanah bekas Depo Pertamina, Jalan Ahmad Yani Kelurahan Gilingan Kecamatan Banjarsari. Pembangunan masjid tersebut menelan dana sekitar Rp278 miliar yang lengkap dengan fasilitas penunjangnya.