SOLOPOS.COM - Salah satu ruang kelas di SDN 1 Padas, Kecamatan Tanon, Sragen, kebanjiran dengan ketinggian air di atas mata kaki, Kamis (2/3/2023). (Istimewa/Muh. Farid Wajdi)

Solopos.com, SRAGEN — Bengawan Solo dan anak sungainya kembali meluap dan membanjiri sejumlah wilayah Kabupaten Sragen. Aktivitas masyarakat terganggu begitu pula dengan aktivitas pendidikan.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen mencatat ada sembilan SD yang kebanjiran pada Kamis (2/3/2023). Ratusan siswa dari sembilan sekolah itu terpaksa harus belajar di rumah sampai situasi aman.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kabid Pembinaan SD Disdikbud Sragen, Muh. Farid Wajdi, saat dihubungi Solopos.com, menyampaikan pihaknya sudah terjun langsung ke sembilan SD yang terdampak banjir itu. SD yang kebanjiran itu antara lain SDN 1 Gentan Banaran di  Kecamatan Plupuh. Jalan menuju ke sekolah itu tidak bisa dilalui. Kondisi yang sama juga terjadi di ada SDN 2 Gentan Banaran, Kecamatan Plupuh.

“Ada lagi SDN 2 Pengkol di Kecamatan Tanon, SDN 1 Padas di Tanon, SDN 1 Newung di Sukodono, SDN 1 Tenggak di Sidoharjo, SDN 1 Pandak di Sidoharjo, SDN 1 Sribit di Sidoharjo, dan SDN 3 Kecik di Tanon. Khusus di SDN 3 Kecik ini akses menuju sekolah juga tidak bisa dilalui. Air sudah menggenangi ruangan kelas sehingga tidak bisa digunakan untuk belajar mengajar,” jelas Farid.

Ia sempat mengecek di SDN 1 Padas saat kondisi hujan deras. Dia melihat air juga sudah masuk ke ruang kelas. Sebanyak 80  siswa terpaksa dipulangkan untuk belajar di rumah. “Selain itu di sekolah tidak ada tempat untuk belajar. Sampai kapan? Kami belum bisa bicara sembari menunggu situasi banjirnya surut. Kemungkinan bisa pembelajaran daring,” jelas Farid.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen, Udayanti Proborini, meminta seluruh Tim Reaksi Cepat (TRC) di puskesmas se-Kabupaten Sragen melakukan asesmen awal bersama PSC 119 puskesmas masing-masing terkait dengan pencegahan dan pengendalian penyakit akibat banjir.

Kabid Pelayanan Kesehatan Dinskes Sragen, Nengah Adnyana Oka Manuaba, yang juga Sekretaris PSC 119 Sukowati Sragen, menyampaikan bila dibutuhkan puskesmas akan diperintahkan membuka pos pelayanan kesehatan. Untuk sementara, Oka menengakan laporan sementara kondisi di 25 puskesmas di Sragen masih terkendali.

“Dinkes Kabupaten punya upaya pencegahan dan pengendalian kejadian luar biasa (P2 KLB) yang salah satu tugasnya melakukan assesmen (penilaian) KLB. Jadi dari hasil assesmen tersebut akan dinilai apakah sebuah kondisi sudah KLB atau belum sebagai dasar pimpinan menetapkan status KLB atau wabah,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya