Soloraya
Selasa, 6 September 2011 - 10:25 WIB

98 Balita di Gemolong kurang gizi

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (okezone.com)

ilustrasi (okezone.com)

Sragen (Solopos.com)–Puskesmas Gemolong mencatat setidaknya 98 balita di wilayahnya masih kekurangan gizi. Sementara tiga di antaranya bahkan termasuk balita bergizi buruk.

Advertisement

Dari pantauan Puskesmas, konsentrasi balita penderita kurang gizi di Gemolong berada di Desa Ngembatpadas, Gemolong dan Jenalas.

Kepala Puskesmas Gemolong, dr Agus Budiharto, saat ditemui Espos di ruang kerjanya, Senin (5/9/2011) mengungkapkan balita kurang gizi paling banyak terdapat di Ngembatpadas dan Gemolong di mana jumlahnya hampir mencapai 20 balita per desa. Di samping dua desa itu, imbuhnya, jumlah balita kurang gizi juga cukup banyak ditemui di Jenalas.

“Di samping kurang gizi, di Jenalas juga terdapat tiga balita yang bergizi buruk. Hal ini mungkin dipengaruhi geografis desa yang letaknya di pinggiran sehingga pemahaman tentang kesehatannya masih kurang,” jelasnya.

Advertisement

Indikator balita kurang gizi, imbuhnya, dapat dilihat dari perbandingan usia dengan berat badan balita. Mayoritas balita kurang gizi, sambung dia, ditemukannya saat penimbangan berkala di Puskesmas. “Idealnya, berat badan normal adalah tinggi badan dikurangi 100. Kalau di bawah itu, bisa dikategorikan balita kurang gizi,” tuturnya.

Menurut dia, fenomena balita kurang gizi ini tak semata dilandasi faktor ekonomi. Pasalnya, ia pun banyak menemui balita kurang gizi yang berasal dari keluarga menengah ke atas.

“Biasanya anaknya memang sulit diajak makan. Selain itu, ada pula orangtua yang kesadarannya masih kurang dalam memberi asupan makanan seimbang. Anak hanya diberi kandungan karbohidrat tanpa asupan protein yang cukup.”

Advertisement

Menyikapi hal itu, pihaknya berencana menggunakan alokasi dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk menyediakan bahan tambahan makanan bagi anak kurang gizi. Namun rencana itu harus ditunda mengingat dana yang belum kunjung turun. “BOK tahun ini belum cair, padahal pakai dana Jamkesmas sudah tidak boleh. Kami hanya bisa menunggu,” katanya.

Bila dana telah tersedia, pihakya akan memberi bahan tambahan makanan selama sebulan penuh pada balita kurang gizi. Sementara bagi balita bergizi buruk, asupan diberikan hingga balita kembali bergizi normal. “Kami mengutamakan produk-produk makanan lokal dan bubur kacang hijau sebagai pelengkapnya. Dengan kondisi sekarang, kami harap dana itu segera cair,” pungkasnya.

(m99)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif