Soloraya
Selasa, 9 November 2021 - 23:34 WIB

A.H. Nasution Berulang Kali Kunjungi Bekas Markas di Kepurun Klaten

Taufiq Sidik Prakoso  /  Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Abdul Haris Nasution. (Sejarahri.com)

Solopos.com, KLATEN—Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution yang atau A.H. Nasution beberapa kali mengunjungi Desa Kepurun, Kecamatan Manisrenggo, Klaten. Kedatangan pahlawan nasional itu ke desa di lereng Gunung Merapi tak lain untuk mengenang kembali tempat yang pernah dia gunakan bersama rombongannya bermarkas mengatur siasat perang gerilya ketika agresi militer Belanda II 1948.

Selama bermarkas di Kepurun selama tiga hingga empat bulan, A.H. Nasution bersama rombongan dibantu warga setempat salah satunya Saeran. Kala itu, Saeran masih berusia sekitar 15 tahun dan ikut membantu mengantar A.H. Nasution dan rombongannya berpindah-pindah tempat bermalam di rumah warga.

Advertisement

Salah satu tempat yang menjadi markas komando di bawah pimpinan A.H. Nasution adalah rumah demang atau Kepala Desa (Kades) Kepurun saat itu yang kini berdiri monuman Markas Besar Komando Djawa (MBKD).

Baca Juga: Banyak Jati dan Cemara, Embung Bukit Krakitan Klaten Layak untuk Wisata

Advertisement

Baca Juga: Banyak Jati dan Cemara, Embung Bukit Krakitan Klaten Layak untuk Wisata

Salah satu putra Saeran, Raharjo, mengatakan selepas kemerdekaan A.H. Nasution beberapa kali mengunjungi Kepurun. Salah satunya pada 1960-an.

“Kalau tidak salah pada 1963. Pak Nas [A.H. Nasution] ke sini [Kepurun] memberi hadiah BKIA dan sekolah. Kemudian pernah datang ketika Pak Nas menjadi Ketua MPRS dan saat itu Bapak [Saeran] sudah menjadi lurah [Kades Kepurun],” kata Raharjo, Minggu (7/11/2021).

Advertisement

Baca Juga: Wow! Ternyata Ada Embung di Perbukitan Krakitan Klaten

“Saat itu saya sempat mengundang beliau ke UGM [Universitas Gadjah Mada] untuk ceramah. Saat itu saya masih aktif di BEM [badan eksekutif mahasiswa]. Saat kami mengundang, beliau sangat bersemangat. Karena kondisi kesehatan, sehari sebelumnya akhirnya kunjungan ke UGM batal tetapi tetap datang ke sini [Kepurun],” kata Raharjo.

Raharjo mengatakan hubungan A.H. Nasution dengan warga Kepurun masih terus terjalin. Saeran pun pernah mengunjungi rumah A.H. Nasution di Jakarta beberapa bulan sebelum salah satu pahlawan nasional itu meninggal dunia pada 6 September 2000.

Advertisement

“Pak Nas itu orangnya baik banget. Beberapa bulan sebelum Pak Nas meninggal dunia, Bapak ke sana. Di sana Pak Nas sing rangkul bapak ra ucul-ucul [merangkul bapak sangat erat] sampai Bu Nas histeris. Memang selama tiga bulan di sini, Bapak [Saeran] sering menemani beliau bersama beberapa ajudan,” kata Raharjo.

Baca Juga: Hari Pahlawan, Puluhan Bocah di Klaten Ziarah ke Makam Ajudan Soekarno

 

Advertisement

Monumen MBKD

Salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Manisrenggo, Wahyudi Martono, mengatakan A.H. Nasution beberapa kali mengunjungi Desa Kepurun. Salah satu yang dia ingat ketika era 1990-an.

“Saya ingat betul ketika itu Pak A.H. Nasution bersama rombongan salah satunya Pangdam Diponegoro kala itu Pak Jenderal Soeyono datang ke Kepurun,” kata Wahyudi.

Wahyudi mengatakan di Kepurun didirikan monumen MBKD untuk mengenang sejarah perjuangan melawan penjajah bernama monumen MBKD Pos X-1 1948-1949. Monumen itu berada di Dukuh Pecokan tepat berada di depan rumah kepala desa yang pernah menjadi markas A.H. Nasution bersama pasukannya. Sayang kondisi rumah kini tersisa fondasi.

Baca Juga: Wisata WGM Wonogiri Dibuka dengan Wahana Seadanya    

“Memang kondisi rumah sudah tidak terawat karena ahli waris sudah merantau ke tempat lain. Ketika saya masih menjabat Camat Manisrenggo, memang saya yang selalu getol agar MBKD dibenahi. Akhirnya dapat pemihakan dari Pemkab untuk lantai dan pagar monumen,” kata Wahyudi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif