Solopos.com, SOLO — Puncak ulang tahun The Sunan Hotel Solo yang ke-12 dirayakan dengan pentas musik dan pemberian penghargaan kepada maestro keroncong Waldjinah, di Grand Ballroom, Rabu (27/11/2019) malam. Penghargaan Prasetya Adidarma Swara diberikan kepada sang legenda tersebut karena kesetiaannya pada dunia tarik suara.
Mereka menyebutnya sebagai sang penjaga budaya. “Kesetiaan beliau luar biasa, dedikasi dan kecintaannya kepada musik keroncong pantas mendapatkan apresiasi. Beliau telah mengabdikan kecintaannya pada dunia seni, terutama tembang-tembang langgam berbahasa Jawa yang sarat akan pesan kebajikan,” kata General Manager The Sunan Hotel Solo, Retno Wulandari, di sela-sela acara.
Mengenakan baju terusan panjang dan kerudung merah, Waldjinah datang ditemani anak-anaknya. Saat ditanya seusai acara, ia mengaku bahagia dengan pemberian penghargaan tersebut. Ini bukanlah yang pertama, sang Kembang Katjang ini beberapa kali mendapat apresiasi di bidang musik.
Salah satunya adalah AMI Award untuk Karya Produksi Kroncong/Kroncong Kontemporer/Stambul/Langgam Terbaik pada 2017 lalu. “Iya senang sekali dapat penghargaan ini,” kata dia saat dimintai komentar.
Salah satunya adalah AMI Award untuk Karya Produksi Kroncong/Kroncong Kontemporer/Stambul/Langgam Terbaik pada 2017 lalu. “Iya senang sekali dapat penghargaan ini,” kata dia saat dimintai komentar.
Pentas Musik
Selesai pemberian penghargaan untuk Waldjinah, acara dilanjutkan dengan pentas eksklusif bersama MG86 Production pimpinan Abah Lala. Orkes Melayu asal Boyolali tersebut menghibur ratusan penonton dalam acara bertajuk Abah Lala Live in Concert. Tak sendirian, Abah ditemani tiga biduannya Vera, Ariani, dan Maya Sabrina.
Suasana kian memanas ketika Abah menyanyikan lagu ciptaannya Dewe Dewe, dan Gede Roso.
Penonton yang datang dari semua usia malam itu spontan koor bersama. Mereka nyanyi mengikuti Abah yang tampil komunikatif.
Di pertengahan pentas, ia juga membawakan medley lagu-lagu Dewa 19 dan Slank seperti Kangen, dan Kutak Bisa.
Tak ketinggalan, Abah, melontarkan senggakan andalannya Cendhol Dhawet di sepanjang acara. Umpannya direspon baik.
Penonton langsung meneruskan frasa Cendhol Dhawet sembari ikut goyang kegirangan. “Apapun lagunya, nek ada cendhol dhawet gayeng, gayeng, gayeng,” seloroh Abah memanaskan suasana.
Lokal
General Manager The Sunan Hotel Solo, Retno, sebelumnya menyebut konser tersebut sebagai penguatan posisi mereka sebagai hotel entertainment & convention di Solo. Pemilihan Abah sekaligus komitmen mereka untuk mengangkat potensi lokal Kota Solo.
Tak heran, mereka juga mengundang Tarian Sawung Lawu dari Sanggar Seni Kembang Lawu Karanganyar di pentas pembuka. “Dengan mengusung tema Celebrating Local Pride sekaligus menguatkan menguatkan tagline Solo Ya Sunan, kita akan konsisten mengusung kearifan brand lokal seperti rasa lokal, karya lokal, musik lokal, dan gaya lokal,” kata dia