Solopos.com, SUKOHARJO — Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut 1.645 anak Indonesia mengidap diabetes mellitus. Sebagian besar pengidapnya berusia 10-14 tahun. Untungnya di Sukoharjo nihil laporan kasus diabetes mellitus pada anak.
Kendati demikian, orang tua diimbau harus lebih proaktif menerapkan pola hidup sehat. Pasalnya, sebagian penyakit diabetes diturunkan dari orang tua kepada anak selain karena obesitas dan gaya hidup yang tak sehat.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
“Pola hidup sehat harus mulai diterapkan sejak dari usia produktif. Apalagi jika sudah ada kemungkinan punya penyakit keturunan, maka orang tua harus melakukan check up rutin enam bulan sekali untuk mengecek kadar gula,” kata Kepala Dinkes Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu, Selasa (7/2/2023).
Check up kadar gula tidak dilakukan pada anak melainkan orang tua. Sebab anak hanya menjadi imbas orang tua penderita diabetes meletus.
Tuti juga menguraikan ketika ibu hamil dengan penyakit penyerta diabetes militus, maka ketika anaknya lahir kemungkinan beratnya lebih besar dibandingkan kelahiran oleh ibu tanpa diabetes militus. “Titik beratnya pada pola hidup sehat. Harus diantisipasi sedini mungkin,” tegas Tuti.
Saat ini pihaknya mengedepankan pos pembinaan terpadu (posbindu) sebagai upaya antisipasi agar tidak terjadi kasus diabetes mellitus pada anak.
Sementara itu, Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Muhammad Faizi, mengatakan kejadian diabetes mellitus pada anak makin meningkat baik di dunia maupun Indonesia. Di Indonesia sebanyak 1.645 anak mengidap diabetes mellitus tipe satu.
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit akibat gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dalam waktu yang kronis.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
