Soloraya
Rabu, 15 Maret 2023 - 10:39 WIB

Ada 11, Ini Lokasi Gapura Keraton Solo yang Sarat Sejarah

Nugroho Meidinata  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gapura Gladag menuju Alun-Alun Utara Solo. (Kebudayaan.kemendikbud.go.id)

Solopos.com, SOLO — Gapura milik Keraton Solo ternyata berjumlah 11 yang tersebar di Kota Solo, Jawa Tengah. Gapura sebanyak itu mempunyai beragam fungsi, ada sebagai penanda batas kota dan ada pula yang berdiri di sekitar area keraton.

Gapura batas kota didirikan sebagai pembatas sekaligus pintu gerbang masuk ibu kota kerajaan Kasunanan Surakarta dengan wilayah sekitarnya. Gapura batas kota, didirikan pada tahun 1913-1932 pada masa pemerintahan Paku Buwono (PB) X.

Advertisement

Bukan hanya fungsinya, gapura tersebut dibedakan pula dari ukurannya, ada yang besar dan kecil.

Mengutip informasi di laman resmi Pemkot Solo, jika ditotal-total gapura milik Keraton Solo berjumlah 11, berikut ini lokasi selengkapnya.

  1. Gapura Gladak.
  2. Gapura Klewer.
  3. Gapura Batangan.
  4. Gapura Gading.
  5. Gapura Grogol.
  6. Gapura Kerten/Kleco.
  7. Gapura Jurug.
  8. Gapura Kandang Sapi.
  9. Gapura Jalan Arah Baki di Solo Baru.
  10. Gapura Makamhaji.
  11. Gapura di Jembatan Mojo.
Sejumlah pengguna jalan melintas di kawasan Gladak Jl Slamet Riyadi Solo, Kamis (11/11/2021) siang. (Solopos/Kurniawan)

Dari sekian banyak gapura milik Keraton Solo, Gapura Gladak merupakan pintu gerbang tertua yang dibangun oleh keraton pada 1913 saat diadakan peringatan kelahiran Paku Buwono X di usia 48 tahun.

Advertisement

Gapura tersebut kemudian dibangun lagi pada waktu PB X berusia 64 tahun pada 3 Januari 1929, sebagai bentuk persembahan komunitas Eropa yang tinggal di Kota Solo.

Melansir laman resmi Kemdikbud, pembangunan gapura oleh komunitas Eropa tersebut selesai pada 1930. Pada saat itu terdapat sebuah komisi yang terdiri dari orang Eropa yang membuka kesempatan untuk melombakan pola Gapura Gladak dan didukung oleh PB X. PB X berkenan dan lebih menerima pola gapura yang dirancang oleh Tuwan Schenkenberg van Nierop dari Surabaya (juara II) daripada karya Tuwan Cleton dari Yogyakarta (Juara I).

Tak hanya paling tua, Gapura Gladak juga terbilang unik karena berbentuk melengkung dan dibuat dari besi yang dihiasi oleh gambar binatang buruan. Gapura Gladak juga berbentuk candi bentar dengan ornamen hias yang berjumlah 48 dan jeruji tembok yang berjumlah 48.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif