Soloraya
Selasa, 5 Oktober 2021 - 15:31 WIB

Ada 54.000 UMKM Sragen Terdampak Pandemi, Ini Langkah Dinkop UKM

Wahyu Prakoso  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Yuni Sukowati (dua dari kiri) memilih jajanan saat berbelanja di salah satu pelaku UMKM di Kampung Wisata Lampion Sarigunan, Sragen Wetan, Sragen, Sabtu (14/3/2021) malam.(Tri Rahayu/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Ada sekitar 54.000 usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kabupaten Sragen per Desember 2020. Sebagian besar mengalami krisis lantaran terdampak pandemi Covid-19. UMKM di sektor industri perdagangan, produksi barang, dan wisata yang paling terkena imbasnya.

Dampak pandemi Covid-19 dirasakan oleh pengrajin batik rumahan di Desa Jabung, Kecamatan Plupuh, Sragen. Kepala Desa Jabung, Triyono, menyebut wilayahnya merupakan kawasan industri konveksi batik rumahan terbesar di Sragen. Produk batik Jabung dipasarkan hingga ke Jakarta, yakni pasar Tanah Abang dan Jatinegara.

Advertisement

Kini, pandemi Covid-19 membuat sejumlah pengrajin batik Jabung harus berhenti beroperasi. “Anggota yang masih aktif sekarang ada 40-an. Kan dulu ada sekitar 80 anggota. Ada Covid-19 macet,” paparnya.

Baca Juga: Dandim Sragen: Penurunan Level PPKM Jadi Kado Istimewa HUT TNI

Kasi Peningkatan Kualitas Kewirausahaan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Sragen, Sigit Danang Jaya, menjelaskan hampir semua UMKM mengalami penurunan omzet penjualan selama pandemi Covid-19.

Advertisement

“Yang mereka sampaikan kepada kami sepi order dan produksi menurun drastis. Rata-rata seperti itu, order menurun dan kapasitas produksi menurun,” kata dia saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (5/10/2021).

Sigit mengakui Dinkop UKM Sragen belum melakukan pendataan lagi. Sehingga belum mengetahui secara detail kondisi terkini mengenai UMKM tersebut, berapa yang masih bertahan dan berapa yang gulung tikar.

Baca Juga: Cerita Sukarelawan Input Data Vaksinasi, 1 Orang Cuma Butuh 1 Menit

Advertisement

Lebih jauh ia menyampaikan pemerintah telah berupaya untuk mengurangi dampak pandemi dengan menyalurkan sejumlah program jaring sosial untuk membantu pelaku UMKM. Baik dari pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Pemkab Sragen. Sejumlah bantuan berupa bantuan pelaku usaha mikro (BPUM) sebesar Rp2,4 juta tahun lalu dan Rp1,2 juta pada 2021.

Selain itu, kata dia, Pemprov Jateng menjalankan program dengan mempromosikan produk UMKM makanan dan minuman. Selain itu, aparatur sipil negara juga diminta menyisihkan 1,5 persen gaji untuk membeli produk UMKM.

Upaya lainnya, sambung Sigit, yakni Pemkab Sragen meresmikan Night Market Sukowati.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif