Soloraya
Sabtu, 11 Maret 2023 - 10:27 WIB

Ada 6 Juta Unggas di Sukoharjo, Peternak Diminta Waspadai Flu Burung

Magdalena Naviriana Putri  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus flu burung. (Freepik.com)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sukoharjo memiliki populasi ternak unggas lebih dari 6 juta ekor yang berpotensi terjangkit flu burung. Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Kabupaten Sukoharjo meminta peternak unggas mewaspadai flu burung varian baru.

Meski hingga kini di Kabupaten Jamu belum terdeteksi adanya varian tersebut. Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Arif Rahmanto membeberkan jumlah potensi ternak unggas di Sukoharjo cukup besar.

Advertisement

Setidaknya ada lebih dari 6 juta ekor populasi ternak unggas yang tersebar di 12 kecamatan Sukoharjo. “Totalnya ada 6 juta lebih, tersebar di 12 kecamatan. Populasinya terdiri dari ayam ras 5.830.367 ekor, ayam bukan ras  1.082.875 ekor dan itik 245.225 ekor. Populasi ayam terbesar ada di Kecamatan Polokarto, sedangkan itik ada di Kecamatan Gatak,” jelas Arif, Sabtu (11/3/2023).

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo Bagas Windaryatno mengatakan wabah flu burung dengan varian baru telah terjadi di sejumlah daerah belakangan ini. Namun, di Kabupaten Sukoharjo belum terdeteksi adanya flu burung hingga kini.

Kendati demikian, pihaknya sudah meminta tim medis dan para medis tenaga kesehatan hewan, serta penyuluh pertanian untuk melakukan antisipasi jika ada temuan gejala flu burung varian baru. Jika ada temuan indikasi yang mengarah ke flu burung varian baru, dia meminta petugas segera melakukan upaya penanganan.

Advertisement

“Kalau ada temuan, segera laporkan untuk segera mendapatkan penanganan dari tim yang sudah kami siapkan,” kata Bagas.
Dia juga memastikan Tim Unit Reaksi Cepat (URC) juga sudah rutin meningkatkan surveilans dan melaksanakan SOP pengendalian flu burung.

Sementara itu vaksinasi dan desinfektan sudah disiapkan guna pencegahan penyakit. Namun, menurutnya partisipasi aktif masyarakat dengan pelaporan dini setiap ada kasus kematian unggas mutlak diperlukan.

Menurutnya jika ada temuan gejala kasus flu burung Tim URC akan langsung menindaklanjuti dengan pemeriksaan PCR flu burung dari laboratorium rujukan, untuk memastikan jenis virusnya. Lebih lanjut, pihaknya terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, guna melaksanakan sistem kesehatan One Health karena flu burung dikabarkan bisa menular kepada manusia.

Advertisement

Pelaporan kasus melalui sistem informasi kesehatan hewan Indonesia yang mutakhir (iSIKHNAS) juga akan dilakukan, sehingga setiap kasus terintegrasi sampai ke pemerintah pusat dan terpantau secara nasional.

Meski belum ada temuan kasus, masyarakat diimbau senantiasa menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS), cermat dalam memilih bahan baku pangan dan pengolahannya. Menurutnya flu burung menular melalui perantara unggas yang disebabkan virus influenza tipe A yang dapat meninginfeksi hewan maupun manusia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif