SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV AIDS (Freepik)

Solopos.com, BOYOLALI — Dinas Kesehatan atau Dinkes Boyolali, Jawa Tengah merilis data 827 kasus orang dengan HIV/AIDS atau ODHA di Boyolali terhitung sejak tahun 2005 hingga Maret 2022.

Jumlah tersebut didominasi lelaki dengan 62 persen dan 38 persen dialami perempuan. Secara rinci, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti, menginformasikan sebaran ODHA dari kategori usia.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

ODHA berumur kurang dari sama dengan 4 tahun sebanyak 27 orang. Mereka terdiri dari 23 anak laki-laki dan 4 anak perempuan. Kemudian, berumur 5-14 tahun ada 9 orang dengan perincian 7 anak laki-laki dan 2 anak perempuan.

“Umur 15-19 tahun ada 21 laki-laki dan 1 perempuan. Untuk umur 20-24 tahun ada 63 laki-laki dan 12 perempuan. Lalu umur 25-49 tahun ada 467 laki-laki dan 108 perempuan. Lebih dari 50 tahun ada 96 laki-laki dan 23 perempuan,” jelas Puji dia saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (7/6/2022).

Puji mengungkapkan pengobatan bagi anak dengan HIV/AIDS perlu perhatian khusus. Terlebih, lanjut Puji, mereka masih perlu motivasi untuk mengonsumsi obat. “Jadi yang bisa kami lakukan memotivasi keluarganya untuk terus menjalani pengobatan,” jelas dia.

Baca Juga : Waduh, 5 Bulan Kasus HIV/AIDS di Boyolali Tambah 53 Penderita

Dari situ, Solopos.com menyimpulkan jumlah ODHA di Boyolali paling banyak dialami orang pada rentang usia 25-49 tahun. Selain mengelompokkan sebaran kasus ODHA di Boyolali berdasarkan usia, Dinkes Boyolali juga mendata berdasarkan jenis pekerjaan.

Puji menginformasikan sebanyak 119 orang ibu rumah tangga di Boyolali berstatus ODHA terhitung sejak tahun 2005 hingga Maret 2022. Puji mengungkapkan ibu rumah tangga biasanya terdeteksi saat hamil.

“Jadi pas hamil kan ada screening-nya di Puskesmas. Baru ketahuan pas itu. Dia ibu rumah tangga, ya di rumah, menunggu suaminya pulang kerja dari luar kota,” kata dia.

Ia mengimbau ibu hamil yang terdeteksi positif HIV/AIDS untuk menjalani perawatan. Hal tersebut, katanya, sebagai ikhtiar agak sang anak tidak tertular HIV/AIDS.

Baca Juga : Dinkes Boyolali Perluas Layanan PDP HIV/AIDS

Lebih lanjut, Puji menginformasikan data tertinggi ODHA di Boyolali adalah dari kalangan pekerja swasta sebanyak 480 orang. Selanjutnya 119 orang masuk dalam pekerjaan kategori lain-lain.

“Buruh ada 39 orang, pelajar atau mahasiswa ada 23 orang. Lalu ASN/Polri/BUMN/nakes ada 14 orang. Selanjutnya wiraswasta 14 orang, PSK 12 orang. Salon/tato 9 orang, sopir 8 orang. Berikutnya, tukang pijat 6 orang, nelayan/pelaut 4 orang. Kemudian 3 orang guru, 3 napi, 3 penjahit, dan 1 pengamen,” lanjut dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya