Soloraya
Selasa, 20 September 2022 - 06:17 WIB

Ada APOB, Pertanian Organik Makin Dilirik Petani Boyolali

Nova Malinda  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja tengah mengecek mutu beras organik sebelum dikemas, Senin (19/9/2022). (Solopos.com/Nova Malinda)

Solopos.com, BOYOLALI –Dunia pertanian organik semakin dilirik oleh para petani di Boyolali.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali, Bambang Jiyanto, mengatakan sejumlah petani di Boyolali telah memproduksi jenis-jenis beras organik, yang berkualitas premium, lebih sehat, dan bisa untuk investasi kesehatan jangka panjang. Dalam hal ini, para petani organik disatukan dalam sebuah assosiasi yang bernama APOB.

Advertisement

“APOB adalah Assoiasi Petani Organik Boyolali, kegiatannya memproduksi beras-beras sehat yang sudah merambah di kota-kota besar. Dan kinerja nya bagus. Kemudian perusahaan-perusahaan yang mengambil dari APOB itu juga mengapresiasi produknya bagus, sesuai dengan kriteria yang dikehendaki,” ujar Bambang saat dihubungi Solopos.com, Senin (19/9/2022).

Melalui kesuksesan dalam mem-branding kualitas beras organik, APOB semakin meluaskan jaringannya dengan menggandeng sejumlah petani organik dari beberapa kecamatan di Boyolali.

“APOB sendiri memiliki jaringan petani-petani di beberapa kecamatan di Kabupaten Boyolali kemudian tahun lalu [2021] dinobatkan sebagai UMKM yang menurut Bank Indonesia menjadi UMKM yang mampu menginspirasi pengendalian inflasi di daerah,” ucap dia.

Advertisement

Ketua APOB, Murbowo, mengatakan APOB telah menggandeng sejumlah kelompok petani organik di 13 desa dari tiga kecamatan yang ada di Boyolali.

“Awal berdiri, kelompok petani organik kami hanya di lingkup desa yakni Desa Cepokosawit. Desa tersebut menjadi rintisan awal. Kemudian seiring berjalannya waktu, saat ini kami sudah bisa merangkul kelompok petani organik di 13 desa di tiga kecamatan. Dimana satu desa itu ada tiga atau empat kelompok tani hingga lebih,” papar dia.

Menurut Murbowo, kelompok tani organik yang tersebar ada di sembilan desa Kecamatan Sawit, tiga desa di Kecamatan Banyudono, dan satu desa di Kecamatan Teras. Kecamatan Sawit meliputi Desa Cepokosawit, Desa Jenengan, Desa Bendosari, Desa Gombang, Desa Manjung, Desa Tlawong, Desa Tegalrejo, Desa Jatirejo, dan Desa Kemasan. Kecamatan Banyudono meliputi Desa Jembungan, Desa Dukuh, Desa Jipangan. Kemudian Kecamatan Teras ada Desa Doplang.

Advertisement

Murbowo mengatakan ide untuk mengembangkan pertanian organik tersebut berawal dari keprihatinan pada kondisi tanah yang dirasa mulai rusak.

“Makanya kami ingin memperbaiki tentang kondisi tanah supaya baik itu gimana, kemudian kami bersama dengan pendamping kami, Rikolto. Dari 2011 sampai saat ini kami mengembangkan pertanian organik,” ucap Murbowo kepada Solopos.com saat ditemui di kediamannya.

Saat ini APOB telah menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan PT di Jawa, meliputi Jakarta, Yogyakarta, Semarang.

“Merek produk kami Lesung dan Merpati, sebenarnya ada tawaran pemasaran ke luar jawa dan luar negeri menawarkan ekspor. Namun kami belum berpikir ke arah itu sementara ini, kami masih fokus dalam mengembangkan pemasaran beras organik di Jawa,” papar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif