SOLOPOS.COM - Bocah asal Debegan RT 002/RW 005 Mojosongo, Jebres, Solo, bernama Naura Syauqi Aprilia, 7, yang didiagnosis sakit Malignant Melanoma of Eyelid, Including Canthus. Foto diambil baru-baru ini. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Bercak hitam dan benjolan di bawah mata membuat bocah penderita melanoma asal Debegan RT 002/RW 005 Mojosongo, Jebres, Solo, bernama Naura Syauqi Aprilia, 7, tidak percaya diri alias minder saat berada di sekolah maupun dalam pergaulan sehari-hari.

Bercak hitam itu telah ada sejak bocah kelas I sekolah dasar (SD) tersebut lahir. Informasi itu disampaikan sang ibunda, Gini, 40, saat diwawancarai Solopos.com, belum lama ini. Dia tak segera ditangani karena masalah ekonomi.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Namun beruntung pada Kamis (22/9/2022), Naura yang didiagnosis menderita penyakit Malignant Melanoma of Eyelid, Including Canthus, itu akan mendapatkan penanganan medis di RSUP dr Kariadi Semarang. Dengan operasi itu Naura diharapkan sembuh.

“Itu gawan bayi. Kata dokter sejenis varises di wajah. Pas lahir belum ada benjolan. Tapi seiring tumbuh menjadi anak-anak, muncul benjolan. Saat berumur satu tahun sudah kelihatan chubby. Benjolan dekat mata dan bawah pipi,” ujarnya.

Berdasarkan pengalaman tujuh tahun ini, Gini menjelaskan suhu tubuh bocah penderita melanoma asal Mojosongo, Solo, itu naik dan kepala pusing bila kelelahan secara fisik. Dia menduga kondisi tersebut karena bercak hitam dan benjolan di bawah mata dan di bawah pipinya.

Baca Juga: Kisah Pilu Bocah SD di Solo, sejak Lahir Derita Malignant Melanoma of Eyelid

Selain itu Naura terkadang bertanya kepada ibunya kenapa ada bercak hitam di bawah mata dan benjolan di bawah pipi. Gini menduga anak keduanya itu tidak percaya diri dengan kondisi itu. Sebab Naura jarang tersenyum di sekolahnya.

Kondisi Ekonomi Pas-pasan

“Kalau kecapaian badan panas, pusing. Jadi anake enggak boleh terlalu capai. Kadang tanya iki apa ta buk kok kancaku ora enek, aku duwe. Saya jawab itu sakit. Neng sekolah, bocahe minder. Boten senyum di sekolah mungkin minder,” urainya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Gini berjualan tahu dan terkadang nyambi membungkus aneka snack tidak jauh dari rumahnya. Sementara itu, Ketua Forum Relawan SAR Solo, Mulyadi BG, mengungkapkan kondisi ekonomi keluarga bocah penderita melanoma itu pas-pasan.

Baca Juga: Barier Jembatan Jurug B Solo Tiba Malam Ini, Jadwal Penutupan Belum Ditentukan

Walau gejala penyakitnya sudah muncul sejak dilahirkan, bercak hitam dan benjolan di bawah mata dan di bawah pipinya belum dioperasi karena tak ada biaya. Namun dengan bantuan banyak pihak, Naura akan menjalani penanganan medis di RSUP dr Kariadi Semarang.

Mulyadi menjelaskan Naura adalah anak dari seorang pengemudi atau driver ojek online (ojol) bernama Sumantri Eko Nugroho. Bila tidak ada perubahan, ia mengatakan Naura akan mendapatkan penanganan medis pada Kamis (22/9/2022) mendatang.

Dengan penanganan medis tersebut dia berharap penyakit yang diderita Naura bisa segera sembuh. Sebab dia sudah terlalu lama menderita penyakit itu yang membuatnya tidak percaya diri dalam aktivitas sehari-hari, baik di lingkungan tempat tinggal maupun sekolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya