SOLOPOS.COM - Pengunjung melihat koleksi bonsai yang dipajang di Lapangan Tirtomarto, Kecamatan Cawas, Selasa (30/8/2022). Selama sepekan, pameran dan kontes bonsai lokal digelar di lapangan tersebut. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Pemerintah Desa Tirtomarto, Kecamatan Cawas dan Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Klaten menggelar pameran dan kontes bonsai lokal selama sepekan. Pameran itu digelar di Lapangan Tirtomarto sejak Jumat (26/8/2022) hingga Jumat (2/9/2022).

Sebanyak 473 bonsai diikutkan dalam pameran dan kontes tersebut. Jenis pohon bonsai yang dipamerkan beragam. Seperti bonsai serut, ficus, anting putri, sisir, ileng-ileng, cemara udang, asam Jawa, dan lain-lain.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Harganya ditaksir mulai dari puluhan juga rupiah sampai ratusan juta rupiah. Umur pohon bonsai yang ditampilkan beragam. Ada yang diperkirakan berumur lebih dari 50 tahun.

Penasihat pameran dan kontes bonsai, Suyata, mengatakan para peserta tak hanya dari Klaten. Ada yang berasal dari Boyolali, Karanganyar, Wonogiri, Sukoharjo, Solo, Jogja, Bantul, Sleman, Bekasi, hingga Lampung.

Terkait kontes, Suyata menjelaskan untuk penilaian bonsai yang dipamerkan, panitia menghadirkan seorang juri kontes bonsai nasional. Kriteria penilaian sesuai dengan kelas masing-masing. Ada dua kelas, yakni prospek dan kelas jadi.

Baca Juga: Budi Daya Bonsai, Warga jatinom Klaten Mampu Jual Rp1 Juta/Pohon

“Untuk kelas prospek yang dinilai gerak dasar. Untuk kelas jadi yang dinilai dari penampilan, gerak dasar, kematangan, dan keserasian,” kata Suyata saat ditemui di sela pameran, Selasa (30/8/2022).

Dari kontes itu, salah satu bonsai serut menjadi yang terbaik di antara 473 bonsai pada pameran. Bonsai itu mendapatkan predikat best in show. Umur pohon diperkirakan lebih dari 50 tahun.

Tak hanya menjadi terbaik, bonsai itu banyak ditawar para pembeli. Sebelum penilaian, bonsai yang awalnya milik warga Jogja itu sudah laku dibeli warga Lampung senilai Rp55 juta.

Setelah kontes, bonsai serut itu ditawar hingga Rp150 juta. Namun, pemilik barunya masih enggan melepas.

Baca Juga: Pohon Beringin Tumbang di Glagahwangi Klaten Dulu Dikenal Angker

“Pemiliknya saat ini sudah balik ke Lampung,” jelas Suyata.

Suyata mengatakan jumlah penggemar maupun petani bonsai di Klaten terus meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini, hampir di setiap wilayah ada pembudi daya bonsai. Mereka rata-rata mengembangkan bonsai dari cangkok atau biji.

Salah satu peserta pameran dan kontes, Bejo Riyadi, 55, mengaku sudah sejak 1990-an menjadi petani bonsai. Saat itu, pria yang akrab disapa Pak Be itu kesulitan mencari teman berbagi pengalaman membudidayakan bonsai.

“Saat ini perkembangannya luar biasa. Hampir di setiap kampung ada. Dulu di kampung, hanya saya sendiri yang main di bonsai. Saat ini, satu kampung ada 25 orang,” kata pria asal Desa Karangwungu, Kecamatan Karangdowo tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya